Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Sungguh hebat orang yang antara dirinya dengan maksiat hanya tinggal SATU SENTIMETER, tapi dia sanggup menghardik dirinya, lalu memilih rida Allah daripada memuaskan hawa nafsunya.
Seorang lelaki saleh di zaman Bani Israel berkata,
Artinya,
“‘Ya Allah, aku sangat mencintai sepupu wanitaku. Lalu aku berhasrat menyetubuhinya, tapi dia menolak aku. Lalu dia tertimpa peceklik. Diapun mendatangiku (untuk meminta bantuan). Akupun memberi dia 120 dinar (Muafa: Zaman sekarang sekitar ½ milyar) dengan syarat dia menyerahkan tubuhnya. Dia setuju.
Ketika aku sudah menguasainya (di atas tubuhnya), dia berkata, ‘Aku tidak menghalalkan engkau membuka segel (menyetubuhiku) kecuali dengan cara yang haqq’ (pernikahan yang sah).
Aku jadi merasa berdosa melakukannya. Akupun berpaling darinya padahal dia sangat kucintai. Aku juga membiarkan emas yang telah kuberikan kepadanya tetap menjadi miliknya.
Ya Allah seandainya apa yang aku kerjakan itu semata mencari rida-Mu, maka bukakanlah celah pintu gua ini dimana kami terjebak didalamnya.’
Maka terbukalah batu itu” (H.R. al-Bukhārī)
11 Jumada al-Ūlā 1444 H//5 Desember 2022 pukul 08.30