Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Hidayah itu benar-benar bertahap.
Bukan turun sekaligus.
Awalnya mungkin merenungi “Siapa aku?”, “Kenapa aku ada di sini?”
Lalu diberi hidayah bahwa Sang Pencipta itu ada.
Setelah itu dia bertanya lebih lanjut, “Kalau begitu, apa yang dikehendaki Sang Pencipta pada diriku?”
Lalu dia mencari tahu, akhirnya menemukan bahwa Sang Pencipta mengamanatkan seluruh pesan-Nya melalui para utusan Tuhan.
Kemudian dia menemukan kebenaran bahwa Nabi Muhammad secara meyakinkan benar-benar utusan Tuhan dan menjadi Nabi Terakhir, akhirnya memutuskan untuk mengikuti beliau dan mengimaninya, dan dengan begitu dia pun masuk Islam.
Kemudian saat dia sudah masuk Islam, hidayah terkait syariat juga diterima secara bertahap semua.
Awalnya mungkin baru tahu kalau salat 5 waktu itu wajib.
Lalu hidayahnya ditambah sehingga tahu bahwa membaca Surah al Fatihah, rukuk dan sujud itu rukun salat.
Lalu hidayahnya ditambah lagi sehingga tahu sunah-sunahnya, makruh-makruhnya, hal-hal yang membatalkannya, dan semua syarat sahnya.
Setelah itu meningkat lagi sehingga mengetahui dalil mengapa berdiri itu rukun salat, mengapa harus tumakninah, mengapa wajib rukuk dan sujud dst.
Kemudian meningkat lagi sehingga dia bertekad untuk lebih serius lagi dalam salatnya.
Yang awalnya bolong-bolong, sekarang berusaha tertib 5 waktu.
Yang awalnya penuh melamun, sekarang lebih berusaha khusyuk.
Lalu hidayahnya ditambah lagi sehingga dia tahu makna-makna bacaan salat.
Lalu ditambah lagi sehingga dia dibukakan rahasia-rahasia salat yang tak tertulis dalam kitab.
Bahkan di level ini kadang-kadang sebagian hamba sesekali diperlihatkan alam malakut yang menambah iman dan amalnya.
Yang seperti ini berlaku untuk iman dan amal saleh lainnya sampai level yang paling tinggi dan mencapai bentuk penyembahan yang paling sempurna.
Karena itulah hidayah itu memang harus selalu diminta. Diwajibkan Allah dipinta minimal 17 kali dalam sehari,
Sebab ia adalah anugerah yang sangat mahal.
Tidak diberikan sembarangan oleh Allah kepada hamba-Nya.
Kalaupun diberikan, caranya berangsur-angsur sesuai kelayakan masing-masing hamba.
Oleh karena itu ada ayat bahwa orang yang mendapatkan hidayah itu, jika konsisten mengamalkan yang ia tahu maka Allah akan menambahinya hidayah. Allah berfirman,
Artinya,
“Orang-orang yang memperoleh petunjuk, maka Allah akan menambahi mereka petunjuk dan memberi mereka ketakwaan.” (Muhammad: 17)
Tentu saja proses hidayah tiap-tiap orang itu unik. Tidak ada yang sama persis. Tetapi semuanya sama dalam satu hal, yakni hidayah itu diperoleh secara bertahap. Karena bertahap itu pulalah kita diperintahkan bersikap lembut kepada orang yang baru menapaki jalan hidayah seperti para mualaf dan anak yang baru balig.
8 Jumadal Akhirah 1444 H/ 1 Januari 2022 M pukul 19.55