Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Maksud bersai secara minimalis adalah fokus untuk mengejar keabsahan sai saja.
Yakni hanya memastikan telah memenuhi syarat sah dan rukunnya sehingga sainya dipandang sah.
Adapun hal-hal yang sifatnya penyempurna, yakni melaksanakan semua sunahnya dan menghindari yang makruh, maka tidak menjadi fokus perhatian.
Keputusan sai minimalis ini sangat solutif bagi orang yang baru bersai pertama kali atau seorang mualaf, sehingga belum sempat menghafal banyak doa dan zikir yang disunahkan saat bersai.
Tatacara sai minimalis adalah sebagai berikut,
Pertama-tama pastikan Anda telah memenuhi syarat sah sai.
Pastikan Anda sudah melakukan tawaf sahih dengan tuntas.
Jika Anda berumrah, berarti maksud tawaf sahih adalah tawaf umrah yang menjadi rukun umrah itu.
Jika Anda berhaji tamattu‘, berarti tawaf sahih adalah tawaf ifāḍah.
Jika Anda berhaji qirān atau ifrād, berarti tawaf sahih adalah tawaf qudūm atau tawaf ifāḍah.
Apapun kondisi Anda, entah berhaji atau berumrah, entah berhaji tamattu‘, haji qirān maupun haji ifrād, jika Anda belum melakukan tawaf sahih tersebut, maka jangan sai karena sai Anda nantinya tidak dipandang sah.
Jika Anda sudah memastikan telah melakukan tawaf sahih, maka setelah itu pastikan Anda masuk ke tempat sai (mas‘ā) dengan benar, yakni area sai antara bukit Safa dan bukit Marwa yang saat ini sudah dibangun dengan batas-batas yang jelas. Jangan sampai nanti bersai di luar mas‘ā.
Setelah itu silakan menuju bukit Safa.
Lalu turunlah menuju bukit Marwa dan itu dihitung satu.
Setelah itu dari Marwa kembali lagi ke Safa dan itu dihitung dua.
Lalu turun lagi dari Safa menuju Marwa dan itu dihitung tiga.
Demikian terus sampai hitungan ketujuh.
Jika hitungan Anda benar, maka seharusnya Anda berakhir di bukit Marwa pada hitungan ketujuh.
Pastikan menempuh jarak antara Safa dengan Marwa tanpa kurang satu jengkal atau bahkan satu sentimeter-pun. Di zaman dulu, setiap orang sampai ke dua bukit itu dan memutuskan untuk mendaki, maka itu lebih berhati-hati karena sudah pasti melaksanakan rukun qaṭ‘u jamī‘I al-masāfah (menempuh semua jarak).
***
Itulah tatacara sai minimalis.
Cukup begitu yang Anda lakukan.
Tanpa bacaan apapun.
Tanpa zikir apapun.
Tanpa doa apapun.
Tanpa gerakan tambahan apapun.
Tanpa aturan pakaian apapun.
Dan sai Anda sudah sah.
Sebab semua bacaan, zikir dan gerakan apapun yang tidak termasuk syarat dan rukun sai, maka itu semua hukumnya sunah dan tidak mempengaruhi keabsahan sai.
Mendaki bukit Safa dan Marwa adalah sunah.
Menghadap ke arah Kakbah ketika di atas bukit Safa adalah sunah.
Bertakbir dan bertahlil juga sunah.
Berdoa saat di atas Safa dan Marwa juga sunah.
Membaca “rabbighfir warham wajatāwaz ‘amma ta’lam” dan seterusnya saat bersai hukumnya juga sunah.
Lari kecil di area tertentu (yang hari ini ditandai dengan lampu warna hijau di semacam plafonnya) juga sunah hukumnya.
Ringkasnya, jika mau sai minimalis, maka cukup berpegang pada syarat dan rukun sai saja.Tidak mengapa meninggalkan semua yang sunah.
Agar lebih tajam lagi silakan dibaca lagi masalah syarat sah sai dan rukun sai dalam catatan saya berjudul “SYARAT SAH SAI” dan “RUKUN SAI”
9 Sya’ban 1444 H / 1 Maret 2022 pukul 14. 02