Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Klaim pembuat video pendek berikut ini kurang tepat.
Membuka bahu kanan saat memakai pakaian ihram bagi lelaki dinamakan Iḍṭibā’ (الاضْطِبَاعُ).
Dalam mazhab al-Syāfi‘ī, iḍṭibā‘ itu disunahkan untuk lelaki, baik dalam tawaf qudūm (yang disusul sai), tawaf umrah (yang disusul sai), tawaf ifāḍah (yang disusul sai) maupun saat sai. Al-Nawawi berkata,
Artinya,
“Disunahkan melakukan iḍṭibā‘ juga saat sai, ini adalah pendapat (mu’tamad) mazhab al-Syāfi‘ī.“ (al-Majmū‘ juz 8 hlm 20)
Mengatakan iḍṭibā‘ saat sai itu salah secara mutlak terkesan menafikan pendapat mazhab al-Syāfi‘ī.
Jika dikatakan “salah” menurut syaikh fulan, maka itu bisa diterima. Tapi jika disalahkan secara mutlak, maka itu tidak bisa dibenarkan.
Bisa jadi pembuat video belajar fikih umrah/haji dari rujukan-rujukan bermazhab hambali atau hanafi, tapi belum mengetahui pendapat mazhab al-Syāfi‘ī.
Jadi berdasarkan mazhab al-Syāfi‘ī, apa yang dilakukan bapak dalam video ini dengan membuka bahu kanannya saat sai justru melaksanakan sunah sai.
TAMBAHAN
Pernyataan: “Melaksanakan sai di dalam Masjidilharam” dalam video juga keliru, sebab bersai di dalam Masjidilharam itu tidak sah. Sai hanya sah dilakukan di mas‘ā (tempat sai), yakni lintasan antara bukit Safa dan bukit Marwa, bukan di dalam Masjidilharam.
11 Sya’ban 1444 H / 3 Maret 2022 pukul 06.58