Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Di antara hal ajaib yang saya rasakan adalah, setiap kali ada ilham ilmu penting dan ada dorongan kuat untuk menuliskan serta menyebarluaskannya, selalu saja ada sebagian hamba Allah yang merasa “related” sehingga pembahasan ilmu tersebut terasa sungguh bermanfaat bagi beliau.
Yang demikian ini terjadi berkali-kali. Kadang langsung, kadang setelah berlalu beberapa waktu. Kadang ada yang saking gembiranya, beliau yang merasa mendapatkan manfaat lalu mengkontak saya untuk sekedar berterima kasih dan bertestimoni betapa bermanfaat tulisan tersebut dalam hidup. Yang saya tidak tahu barangkali lebih banyak lagi dan memang saya tidak harus tahu.
Lepas dari semua itu, hal-hal semacam ini memang akhirnya berperan menjadi cambuk pelecut untuk segera menangkap ilham ilmu apapun dan segera mendokumentasikannya.
Karena ilham ilmu apapun yang saya sengaja menunda untuk mendokumentasikannya, ternyata jika sudah berlalu waktu seringkali ilham berharga itu hilang. Minimal rasanya sudah tidak sesegar saat pertama kali mendapatkannya dan tidak setajam saat datang awal.
Mungkin ini pula yang dirasakan oleh Ibnu al Jauzi saat mendapatkan ilham-ilham penting kemudian beliau dokumentasikan sampai akhirnya menjadi kitab beliau yang berharga bernama Shaidu al Khathir (صيد الخاطر).
Sampai di sini teringat kembali nasihat Allah kepada mereka yang diamanahi ilmu din supaya tidak lelah untuk selalu memberi pencerahan, peringatan dan nasihat. Sebab kalimat-kalimat baik semacam itu memang pasti akan bermanfaat, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi hamba-hamba beriman yang lain.
2 Zulkaidah 1444 H/ 22 Mei 2023 pukul 14.17