Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak semua ilmu itu bisa disebarkan secara terbuka.
Ada jenis ilmu yang mana kebijaksanaan kita menuntut supaya disebarkan secara terbatas kepada orang-orang tertentu, sesuai konteks, situasi, kebutuhan, dan kebijaksanaan.
Tetap wajib disebarkan, karena haram menyembunyikan ilmu. Tetapi perlu menoleh ke kanan dan ke kiri.
Agar tidak menjadi fitnah.
Rasulullah ﷺ pernah mengajarkan ilmu kepada Abu Hurairah. Lalu Abu Hurairah menyampaikan ilmu itu kepada Umar. Tapi Umar marah lalu mendorong dada Abu Hurairah sampai jatuh terduduk dan hampir-hampir menangis!
Ketika Umar bertemu Rasulullah ﷺ, beliau mengklarifikasi apakah benar itu ilmu dari Rasulullah ﷺ. Setelah dikonfirmasi dan memang benar, Umar menyarankan ilmu itu tidak disebar ke publik dalam bentuk umum karena dampaknya bisa tidak baik. Rasulullah ﷺ setuju dengan saran Umar.
Termasuk jenis ilmu ini adalah seperti yang disebut Abū Hurairah. Beliau mengatakan punya dua bejana ilmu. Satu bejana disebarkan isinya, satu bejana tidak sembarangan diajarkan. Sebab jika sembarangan, maka leher Abū Hurairah akan terpenggal.
Maksud ilmu yang tidak sembarangan disebarkan adalah ilmu tentang nubuat dan ramalan di masa yang akan datang. Sebab Abū Hurairah tahu dari Rasulullah ﷺ bahwa akan terjadi peristiwa-peristiwa mengerikan setelah Rasulullah ﷺ wafat semisal peperangan antar Sahabat, terbunuhnya cucu beliau, pembantaian penduduk Madinah, orang-orang yang murtad, nama-nama kaum munafiqin, nama-nama penguasa zalim dan semisalnya yang tidak ada kaitannya dengan hudā dan cara menjalani hidup. Andai ilmu semacam itu disebarkan dalam skala publik, pasti beliau akan dituduh pemecah belah umat dan penyebar fitnah sehingga akan dikejar dan dibunuh.
***
Saya pribadi, sungguh, saya mengetahui sejumlah ilmu dalam rumah tangga yang saat ini benar-benar saya sembunyikan. Hanya saya sampaikan untuk memecahkan kasus khusus yang memang membutuhkannya. Seandainya ilmu itu saya sebarkan secara terbuka, maka potensi disalahgunakan dan merusak bisa jadi lebih besar daripada maslahatnya.
Bukan hanya ilmu terkait rumah tangga. Tapi juga ilmu terkait fikih politik, sifat Allah,
sebagian hukum aurat, juga topik-topik rawan lainnya.
CATATAN
Sekte Bāṭiniyyah menjadikan riwayat Abū Hurairah itu sebagai dasar untuk mengajarkan paham sesat yakni agama terdiri dari makna lahir dan makna batin. Sebagian sufi gulāt juga menjadikannya sebagai dasar untuk membenarkan paham bermasalah semisal waḥdatul wujud. Itu semua adalah paham batil yang tidak sesuai dengan maksud Abū Hurairah. Takwil-takwil batil semacam ini muncul dari orang-orang yang lemah pamahamannya terhadap Al-Qur’an dan al-Sunah, dan kebanyakan dari mereka lebih suka belepotan filsafat daripada belajar ilmu bersih yang berasal langsung dari Al-Qur’an dan al-Sunah.
21 Zulkaidah 1444 H/ 10 Juni 2023 pukul 09.22