Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
“Bisa jadi hari ini seseorang mencibir muslim yang berzina,”
“Tapi besok-besok malah jadi pelakunya!”
***
Sikap yang benar jika diperlihatkan Allah aib perzinaan seorang muslim adalah berlindung kepada Allah supaya tidak jatuh pada kesalahan serupa. Senantiasa khawatir Żat yang Maha Membolak-Balikkan hati bisa mencabut taufiq pada kita sehingga tidak kuat jika diberi ujian serupa.
Lalu mengambil pelajaran, apa saja latar belakang bisa terjatuh pada dosa tersebut, agar bisa melindungi diri dan keluarga dari dosa tersebut.
Bukan mencibir.
Siapa kita sampai berani merasa aman dari kecanggihan perbuatan Allah?
Siapa kita sampai berani mencibir seakan-akan memastikan diri akan selamat dari ujian zina?
Jangankan kita, Iblis saja yang bisa bercakap-cakap dengan Allah bisa juga terjatuh pada maksiat.
Nabi Adam yang paling berilmu di antara makhluk Allah di langit juga bisa terjatuh pada maksiat.
Malaikat Hārūt dan Mārūt yang diriwayatkan menjadi malaikat terbaik pilihan para malaikat di langit, saat diuji dengan zina tidak kuat juga!
Selevel Abu Hurairah, seorang Sahabat Nabi ﷺ pun masih berlindung dari dosa zina. Padahal sudah tua waktu itu! Diriwayatkan beliau berdoa,
Artinya,
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari perbuatan berzina dan mencuri.” (al-Taisīr, hlm 44)
Apalagi level kita-kita yang imannya masih receh, dan amalnya masih terpincang-pincang.
Jangan sampai salah bersikap yang membuat kita diuji berat dalam din kita.
***
Adapun maksud mencibir dalam catatan ini maka itu difahami dari lafal arab ‘ayyara (عَيَّرَ) dalam dalil, termasuk lafal tsarraba (ثَرَّبَ) dan wabbakha (وَبَّخَ). Yakni menisbahkan aib kepada seseorang. Misalnya mengatakan,
“Cuih. Tidak menyangka rajin sholat tapi berzina.”
“Eh ga nyangka ya, sedekahnya gede tapi berzina juga.”
“Najis. Katanya ngaji, tapi berzina juga.”
“Dasar otak selangkangan. Sok relijius tapi berzina juga.”
dll
Yakni ucapan yang nadanya mencibir. Yang memberi kesan seakan-akan diri pasti selamat jika di uji ujian serupa. Jadi ada unsur ujub, merasa istimewa, takabur dan merasa lebih baik di sini.
Orang dengan hari seperti itulah yang ada potensi terjatuh kepada dosa yang sama dengan orang orang yang dicibirnya.
28 Zulkaidah 1444 H/ 17 Juni 2023 pukul 21.16