Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Seorang lelaki bertengkar dengan istrinya. Saking marahnya dia berkata,
“Kamu kutalak tiga!”
Lalu dia bertanya ulama, talak 3 yang diucapkan sekaligus dalam satu majelis itu dalam mazhab al-Syāfi‘ī jatuh berapa?
Jawabannya jelas: jatuh tiga.
Artinya tidak bisa rujuk lagi!
Setelah itu dia galau berat.
Merasa menyesal, dan ingin kembali kepada istrinya dengan pertimbangan satu dan lain hal.
Akhirnya dia mencari fatwa ulama yang kira-kira sesuai harapannya.
Akhirnya ketemu!
Menurut fatwa Ibnu Taimiyyah, talak 3 yang dijatuhkan sekaligus maka dihukumi satu.
Lega dia, dan akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti fatwa Ibnu Taimiyyah ini.
***
Nah apa yang dilakukan lelaki di atas dalam istilah fukaha dinamakan tatabbu’ al-rukhaṣ (تَتَبُّعُ الرُّخَصِ), yakni mencari-cari fatwa yang paling ringan dan paling sesuai dengan kepentingannya.
Perbuatan seperti ini haram karena bermakna kita mengikuti hawa nafsu, bukan lagi mengikuti hukum atas dasar ketakwaan. Al-Nawawi ditanya masalah ini dan beliau tegas menjawab itu tidak boleh. Dalam Fatāwā al-Nawawi ditulis,
«أجاب رضي الله تعالى عنه: لا يجوز تتبع الرخص». «فتاوى النووي» (ص236)
Artinya,
“Pertanyaan: Apakah boleh orang yang bermazhab dengan sebuah mazhab untuk bertaklid kepada mazhab lain yang bermanfaat baginya dan melakukan tatabbu’ al-rukhaṣ?
Al-Nawawi menjawab, TIDAK BOLEH tatabbu’ al-rukhaṣ. (Fatāwā al-Nawawi hlm 235-236)
Ibnu Taimiyyah juga menegaskan fatwa yang sama. Beliau berkata,
Artinya,
“Jika awam dibolehkan untuk bertaklid kepada mujtahid manapun yang diinginkannya, ucapan aṣhāb kami dan selain mereka menunjukkan bahwa tidak boleh tatabbu’ al-rukhaṣ secara mutlak.” (al-Mustadrak ‘alā Majmū’ al-Fatāwā, juz 2 hlm 258)
Kata Sulaimān al-Taimī perbuatan seperti itu membuat terkumpul seluruh keburukan pada kita. Ibnu ‘Abdil Barr berkata,
Keharaman tatabbu’ al-rukhaṣ ini kata Ibnu ‘Abdil Barr sudah ijmak ulama,
Bahkan kata Abū Isḥāq al-Marwazī , pelakunya dihukumi fasik,
Ahmad juga diriwayatkan memfasikkannya,
Kata Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ini adalah di antara kefasikan yang paling fasik dan dosa besar yang paling besar. Beliau menulis,
Ismā’īl al-Qāḍī menyebutnya zindiq.
Bahkan al-Auzā‘ī mengatakan perbuatan seperti itu membuat seseorang keluar dari Islam! Al-Auzā‘ī berkata,
***
Adapun jika seseorang sejak kecil banyak dikenalkan Ibnu Taimiyyah, banyak dikenalkan ilmu-ilmu beliau dan banyak mengambil fatwa beliau, lalu saat mengalami masalah talak 3 kali dalam satu majelis mendapat fatwa Ibnu Taimiyyah, lalu mengambilnya dan mengamalkannya, maka yang seperti ini boleh. Ia tidak disebut tatabbu’ al-rukhaṣ tapi taklid yang syar’i.
CATATAN
Sebagian ulama membolehkan tatabbu’ al-rukhaṣ, akan tetapi dengan syarat yang ketat. Yang jelas semua sepakat bahwa mengikuti hawa nafsu dan melepaskan seseorang dari taklif itu haram.
3 Zulhijah 1444 H/ 21 Juni 2023 pukul 20.40