Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Kata Akbaru pada lafal Allāhu Akbar (الله أكبر) dalam bahasa Arab disebut sebagai isim tafdhil (اسْمُ التَّفْضِيْلِ). Yakni memakai pola/wazan af’alu (أَفْعَلُ).
Konsep isim tafdil adalah memberi makna PALING atau LEBIH.
Contoh:
Kalimat di atas kita terjemahkan, “Yusuf adalah manusia yang PALING tampan.”
Contoh lain,
Kalimat di atas kita terjemahkan, “Yusuf LEBIH tampan daripada Zaid.”
Anda lihat, kata ajmalu (أَجْمَلُ) pada dua contoh di atas diterjemahkan “paling” atau “lebih” sesuai konteksnya.
Kata ajmalu asalnya dari kata jamīl (جَمِيْلٌ) yang bermakna tampan. Ketika kata jamil itu diubah ke pola/wazan isim tafdhil menjadi ajmalu maka ia memberi makna paling atau lebih sehingga diterjemahkan paling tampan atau lebih tampan.
***
Nah, lafal akbaru (أَكْبَرُ) sebenarnya juga seperti ini konsepnya. Asalnya dari kata kabīr (كَبِيْرٌ) yang bermakna besar. Ketika diubah menjadi akbaru, berarti maknanya berubah menjadi PALING besar atau LEBIH besar.
Pertanyaannya, lafal Allāhu Akbar itu isim tafdilnya mengambil makna yang mana? Ambil makna paling ataukah lebih?
Jawabannya adalah bermakna LEBIH. Yakni dengan memperkirakan ada lafal yang dibuang.
Jadi, lafal Allāhu Akbar sebenarnya bunyi lengkapnya adalah,
Artinya,
“Allah lebih besar daripada segala sesuatu.”
Sībawaih berkata,
Artinya,
“Sebagaimana saat Anda mengucapkan Allāhu Akbar, maka maknanya adalah Allah lebih besar dari segala sesuatu.” (al-Kitāb, hlm 97)
***
Jika seperti ini analisis makna bahasanya, berarti saat Anda melafalkan ucapan Allāhu Akbar, sesungguhnya Anda tengah menanamkan dalam hati bahwa di hati Anda hanya Allah saja yang Paling Besar, Paling Agung, dan Paling Mulia.
Paling Hebat, Paling Penting, Paling Berharga, Paling Dahsyat, Paling Luar Biasa dan segala sifat apapun yang menghimpun kesempurnaan.
Anda juga menanamkan kesadaran bahwa semua ucapan buruk, tidak pantas, dan kurangajar terhadap Allah yang diucapkan orang-orang bodoh dan zalim itu sesungguhnya tidak layak dan tidak pantas dialamatkan kepada Allah.
Jika Anda mengucapkan berkali-kali, maka itu bermakna Anda juga berusaha berkali-kali menanamkan pemahaman serta kesadaran tersebut dalam hati Anda supaya bener-benar meresap dan menjadi sikap hidup. Ibnu Katsīr berkata,
Artinya,
“Besarkanlah Allah dengan sebenar-benarnya, yakni agungkanlah Dia dan muliakanlah Dia agar tidak seperti yang diucapkan orang-orang zalim yang melampui batas. Allah jauh lebih luhur sebesar-besarnya daripada semua ucapan mereka itu.” (Tafsir Ibn Katsīr, juz 5 hlm 130)
***
Allāhu Akbar!
Hanya Allah yang paling besar, paling penting, paling agung dan paling berharga dalam hatiku.
- Kisah cintaku yang “rumit” adalah kecil
- Pertengkaranku adalah kecil
- Masalah rumah tanggaku adalah kecil
- Utangku adalah kecil
- Sakitku adalah kecil
- Jerawatku dan kulitku yang tidak glowing adalah kecil
- Urusan menjaga nama baikku adalah kecil
- Urusan brandingku adalah kecil
- Hinaan, fitnah, cacian, gunjingan orang kepadaku adalah kecil
- Berpisah dengan orang yang kucintai adalah kecil
- Barangku yang hilang adalah kecil
- Masalah kerjaku adalah kecil
- Angan-anganku yang tidak kesampaian adalah kecil
Segala sesuatu di dunia ini dan semua hiruk pikuknya adalah kecil.
Kecil, remeh, hina, tak berharga, dan akan segera kutinggalkan.
Hanya Allah saja yang besar, agung dan berharga dalam hatiku.
Dialah Rabbku.
Dialah Teman Sejatiku.
4 Zulhijah 1444 H/ 22 Juni 2023 pukul 09.50