Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Berbahagialah jika Anda seorang ayah yang fakih berilmu, lalu diberi oleh Allah anugerah anak yang juga pecinta ilmu. Sebab bisa jadi itu pertanda bahwa Allah hendak memberi Anda dua kebaikan sekaligus yakni anak yang saleh dan amal jariyah dengan menurunkan ilmu kepada anak Anda.
Seperti Abū Ḥātim.
Beliau adalah di antara kritikus hadis terbesar yang pernah di miliki umat Islam. Hebatnya, beliau juga punya putra yang juga pecinta ilmu dan menjadi kritikus hadis terbesar sebagaimana ayahnya. Putranya inilah yang terkenal dengan nama Ibnu Abī Ḥātim.
Tanda kecintaan anaknya terhadap ilmu adalah selalu antusias bertanya, minta dikoreksi dan menyerap ilmu dari ayahnya sebanyak-banyaknya.
Tidak menunggu diselenggarakan majelis khusus dengan ayahnya. Bahkan saat Sang Ayah sedang makan, sedang berjalan, masuk kamar mandi dan masuk rumah sekedar mencari sesuatupun “tanpa ampun” terus ditanyai dan diminta untuk memberinya ilmu!
Seakan-akan Ibnu Abī Ḥātim ini sudah mengkalkulasi. Jika beliau menyedot ilmu dari sang ayah hanya menunggu saat kajian saja, maka sampai ayah wafat maka belum semua ilmu akan didapatkannya. Oleh karena itu, ia memutuskan setiap saat selama memungkinkan maka ayahnya akan terus ditanyai agar ilmunya bisa diserap setuntas-tuntasnya sehingga saat sang ayah wafat semua ilmunya sudah “berpindah” ke anak. Saat Ibnu Abī Ḥātim ditanya oleh al-Raqqām kenapa kok banyak sekali riwayat dan su’ālāt dari ayahnya, beliau menjawab,
Artinya,
“Terkadang beliau (ayahku, yakni Abū Ḥātim) sedang makan , maka aku membaca hadis untuk dikoreksi beliau. Terkadang juga (kutanyai) saat beliau sedang berjalan, saat masuk kamar mandi, (bahkan) saat masuk rumah untuk mencari sesuatu!” (al-‘Ilal, juz 1 hlm 162)
***
Terkadang orang yang sangat mengerti kualitas ilmu Anda adalah istri Anda.
Jadi, dia akan sangat antusias untuk selalu menyerap ilmu Anda dan selalu mengambil momen pertemuan dengan suami untuk mengisap ilmu sebanyak-banyaknya. Pergaulan manusiawi seperti mengobrol, talk pillow, bercanda, physical touching dan semisalnya tetap dilakukan. Tetapi porsi terbesar interaksi adalah untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dan belajar adab semaksimal mungkin.
Jika Anda memiliki istri yang cerdas dan punya sifat seperti itu, bisa jadi Allah memang berkehendak menganugerahi Anda amal jariyah juga lewat pintu istri.
Seperti Aisyah. Kecerdasan beliau dan antusias beliau dalam hal ilmu membuat beliau menjadi istri Nabi ﷺ yang paling banyak menyerap ilmu dari Nabi ﷺ sehingga menjelma menjadi mujtahid wanita di kalangan Sahabat yang ilmunya menyebar luas hingga hari ini.
***
Tapi jika istri dan anak Anda tidak seperti itu, ya jangan terlalu sedih juga.
Sebab Allah Yang Maha Memutuskan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.
Bisa jadi Allah menakdirkan orang lain untuk mengemban ilmu Anda.
Sebab mereka lebih siap, lebih kuat dan lebih layak.
Seperti ilmu Syafi’i yg diemban oleh murid-muridnya dan tidak ada satupun anaknya atau istrinya yang mencapai derajat murid sang imam dari sisi keilmuan.
Jika itu yang terjadi, berarti anak istri adalah hamba Allah yang disiapkan oleh-Nya untuk membantu Anda dalam urusan lain. Atau bisa jadi mereka ada untuk menguji Anda!
16 Zulhijah 1444 H/ 4 Juli 2023 pukul 09.32