Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Bagaimana cara seorang istri mengetahui cintanya kepada suami adalah cinta karena Allah, bukan cinta duniawi?
Cinta suami karena Allah adalah:
Ketika diajari ilmu din dari suami lebih dirindui daripada pertemuan untuk berpelukan, bercengkerama atau jalan bersama.
Ketika ketaatan suami kepada Rabbnya lebih disukai daripada perlakuan meratukan dirinya.
Ketika ketakwaan suami agar tidak bermaksiat lebih dirisaukannya daripada perlakuan suami agar memanjakan dirinya.
Sebab definisi cinta karena Allah adalah cinta karena kesalehan seseorang. Sementara din itu ukurannya pada ilmu dan amal.
Selama cinta seorang istri kepada suaminya hanyalah soal kerinduan bertemu, beromantis ria, dan bercengkerama, yakni cinta yang lebih cenderung menjaga agar kadar kebahagiaannya di dunia tidak berkurang, maka itu bukan cinta karena Allah.
Kita menyebutnya cinta biasa. Cinta natural. Cinta manusiawi. Cinta duniawi yang mubah. Tapi tidak mengistimewakan hamba di sisi Rabbnya. Sebab yang tidak beriman sekalipun juga memilikinya.
Jika cinta istri kepada suaminya baru level duniawi, maka tidak ada jaminan di akhirat mereka tidak bermusuhan. Juga tidak ada jaminan akan bertemu dan berkumpul kembali di surga.
Cinta istri kepada suami itu bisa hanya duniawi saja, cinta karena Allah saja, atau gabungan keduanya.
Jika gabungan, bisa saja cinta duniawinya lebih kuat dan bisa juga cinta karena Allah yang lebih kuat.
Yang terbaik adalah gabungan tetapi cinta karena Allah jauh lebih kuat.
***
Adapun pasangan suami istri yang LDR, maka cinta karena Allah itu seperti Hajar. Terpisah jauh dengan Nabi Ibrahim, tapi tetap menjaga kehormatan, mendidik anak dengan baik, dan rida dengan keputusan Allah walaupun akhirnya tidak setiap hari atau dapat jatah rutin bertemu dengan suami. Tidak benci suami karena takdir tersebut.
***
Tentu saja standar ini bisa dibalik, yakni cinta suami kepada istrinya.
14 Muharram 1445 H/ 1 Agustus 2023 pukul 15.45