Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Di antara lafal menarik dalam nazham al-imrithi adalah kata waffaqā dalam bait berikut ini,
Huruf alif pada kata waffaqā (وَفَّقَا) di atas bukan penanda jumlah dua atau yang sering kita dengar dengan istilah alif tatsniyah.
Alif di atas dinamakan dengan istilah alif isybā’ (ألف الإشباع). Yakni alif yang ditambahkan untuk mendukung harakat fathah.
Dukungan ini diperlukan untuk menyamakan rima akhir bait.
Sebab, lanjutan bait berbunyi,
Kata walittuqā (وَلِلْتُّقَى) diakhiri alif, maka kata waffaqa yang merupakan fi’il madi ditambahi alif isybā’ agar bunyinya senada dengan walittuqā.
Jika alif isybā’ itu tidak ada, maka bait pertama jadi dibawa waffaq (karena harus diwaqaf) dan itu tidak senada dengan walittuqā.
Penambahan alif isybā’ semacam ini adalah bagian dari darurat syair.
***
Ini adalah contoh pembahasan aspek morfologi/sharaf nazham imrithi dalam video saya.
Pembahasan selengkapnya silakan dinikmati di sini: https://openyoutu.be/OqdnQ75eRaU?si=6ahU67DI9PXMgHoW
22 September 2023/ 7 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 17:15