Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Kitab al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah karya Ibnu Ājurrūm telah membuktikan bahwa sebuah karya bermutu itu tidak harus tebal, panjang lebar dan berjilid-jilid.
Terkadang sebuah karya kecil saja, tipis saja. Tapi karena ia merupakan abstraksi ilmu yang sangat dalam dan luas, maka karya kecil itupun lekas dikenali orang-orang besar sebagai karya hebat, lalu dimanfaatkan dan disebar luaskan.
Kalau pemula memanfaatkan Kitab al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah untuk belajar ilmu nahu sudah jelas tujuannya. Tapi bagi orang-orang yang sudah punya ilmu nahu dan masih belajar Kitab al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah apa tujuannya?
Jawabannya adalah mereka mempelajarinya untuk kepentingan tabṣirah (التبصرة), yakni mempertajam konsep-konsep nahu yang telah diketahui.
Juga fungsi tażkirah (التذكرة), yakni semacam refreshing dan menyegarkan kembali konsep ilmu nahwu yang sudah dikuasai.
Itulah maksud nazham al-‘Imrīṭī bait ke 12 yang berbunyi,
Artinya,
“dan ulama-ulama besar memanfaatkan ilmunya (yakni ilmu dalam kitab al-Muqaddimah al-Ājurrūmiyyah itu), padahal Anda melihatnya tipis saja ukurannya.”
Silakan link di sini.
6 November 2023/ 22 Rabi’u al-Tsānī 1445 H pukul 19.29