Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Kata bāb dijamakkan menjadi abwāb (أَبْوَابٌ).
Hanya dalam konteks syair saja ia terkadang dijamakkan menjadi abwibah (أبْوِبة), yakni dalam situasi izdiwāj. Misalnya dalam syair berikut ini,
يَخلِطُ بالجِدِّ، مِنه، البِرَّ واللِّينا
Tampak dalam syair di atas jamaknya pakai wazan af’ilah, yakni abwibah. Tujuannya adalah menyamakan dengan akhbiyah yang juga jamak berwazan af’ilah.
***
Apa makna bāb?
Bāb itu ada dua macam, ḥissī dan ma’nawī.
Secara ḥissī makna bāb adalah pintu.
Secara maknawi ia adalah satuan yang mencakup masā’il. Biasanya jika kitāb diterjemahkan chapter, maka bāb diterjemahkan section. Bawahnya lagi disebut mas’alah (subsection). Bawahnya lagi disebut faṣl (subsubsection). Bawahnya lagi disebut far‘un (sub subsubsection).
Jadi urutannya jika pakai istilah arab adalah,
- Kitāb
- Bāb
- Mas’alah
- Faṣl
- Far’un
Terkadang sebagian ulama enteng saja melompat-lompat, dari kitāb lalu bawahnya langsung faṣlun. Yang seperti ini tidak masalah asal sub-sub babnya simpel.
***
Dengan demikian jika al-‘Imrīṭī dalam bait ke-15 menyebut abwāb, tentu yang dimaksud di sini adalah topik ilmu, bukan pintu. Yakni bāb yang bisa diterjemahkan section,
Kajian aspek shorof nazham al-‘Imrīṭī bait ke -15 lebih lengkap bisa dinikmati di KANAL MUNTAHA. Atau di sini.
18 November 2023/ 5 Jumādā al-Ūlā 1445 H pukul 20.53