Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Saya mengamati, orang yang menjadikan perkara akhirat sebagai tujuan duniawi maka hidupnya berakhir celaka.
- Bani Israel berharap nubuwwah akhir zaman akan muncul di tengah-tengah mereka. Bukan sekedar berharap, tapi sudah sampai level “mendikte” Allah walaupun tidak diungkapkan secara lugas. Buktinya mereka menolak mentah-mentah nabi terakhir dipilih Allah dari bangsa Arab. Akhirnya mereka dilaknat Allah
- Umayyah bin Abi Ash Sholt belajar ilmu yang diajarkan oleh Nabi Isa. Sampai menjadi ‘alim dan tampak dalam syair-syairnya sikap hidup zuhud dan iman terhadap hari akhir. Tapi hati kecilnya berharap diangkat Allah menjadi nabi akhir zaman. Ketika Allah memilih Nabi Muhammad, maka dia kecewa dan menolak mengimani dan berakhir mati kafir
- Abu Jahal menolak mengimani Rasulullah ﷺ. Padahal dia tahu Rasulullah ﷺ jujur. Alasan penolakannya adalah karena antara kabilah Abu Jahal dengan kabilah nabi Muhammad ada persaingan kebanggaan sejak zaman jahiliyah. Jadi dia hanya akan mau beriman kepada nabi yang muncul dari kabilahnya. Akhirnya mati kafir.
Adapun jika hanya berharap karunia dari Allah tapi tidak mendikte Allah dan bisa menata hati untuk menerima semua keputusan Allah dengan rendah hati, maka semoga selamat.
Seperti Maslamah.
Begitu tahu nabi akhir zaman nanti bernama Muhammad, maka segera saja putranya diberi nama Muhammad.
Tapi Allah memilih Muhammad bin Abdullah.
Muhammad bin Maslamah bisa menerima dan akhirnya masuk Islam. Terhitung di antara sahabat senior Rasulullah ﷺ.
1 Januari 2024/ 19 Jumādā al-Ṡāniyah 1445 H pukul 20.20