Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak ada keutamaan umrah di bulan Rajab.
Yang ada dalilnya adalah keutamaan umrah di bulan Ramadan yang disebut setara dengan haji.
Termasuk yang ada dalilnya juga adalah umrah Rasulullah ﷺ yang selalu di bulan Zulkaidah. Kata para ulama, pilihan berumrah selalu di bulan Zulkaidah yang dilakukan Rasulullah ﷺ adalah karena beliau ingin menghancurkan keyakinan jahiliyah bahwa umrah di bulan haji itu bentuk kriminal terbesar kepada Allah. Jadi, jika ber-istinbat dengan riwayat ini, mestinya bulan yang diutamakan untuk umrah dengan maksud mukhālafah kepada orang-orang musyrik adalah berumrah di bulan-bulan haji yakni Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah. Bukan mengkhususkan umrah di bulan Rajab
Adapun dalil khusus yang menganjurkan berumrah di bulan Rajab, atau mendorong, atau menyebut keutamaannya, maka ini sama sekali tidak ada. Jadi, jangan pernah meyakini ada keutamaan khusus berumrah di bulan Rajab karena memang tidak ada dalil yang menyebutnya.
***
Adapun riwayat Ibnu Umar yang mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah berumrah di bulan Rajab, maka itu adalah waham. Nampaknya Ibnu Umar lupa.
Setelah hijrah, Rasulullah ﷺ itu hanya pernah berumrah sebanyak 4 kali yakni,
- Tahun 6 H yakni tahun Hudaibiyah, ini adalah jenis umrah iḥṣār (الإِحْصَارُ). Yakni umrah yang tidak tuntas, terpaksa harus diselesaikan di jalan karena dihalang-halangi kafir Quraisy untuk masuk Mekah. Umrah ini dilakukan di bulan Zulkaidah
- Tahun 7 H, yakni umrah qaḍā (القَضَاءُ). Yakni umrah untuk mengkada umrah iḥṣār sebelumnya yang tidak sampai tuntas. Ini bulan Zulkaidah juga
- Tahun 8 H, yakni saat penaklukan Mekah dan ini bulan Zulkaidah juga
- Tahun 10 H, yakni berbarengan dengan haji wada’. Ini ihramnya juga bulan Zulkaidah
Tampak dari data di atas, tidak ada satupun umrah Nabi ﷺ yang dilakukan di bulan Rajab. Oleh karena itu mengklaim Rasulullah ﷺ pernah berumrah di bulan Rajab, lalu menjadikannya dasar keutamaan umrah di bulan Rajab adalah keyakinan yang tidak benar.
Aisyah telah mengkritik informasi Ibnu Umar tersebut dan memandang Ibnu Umar lupa saat mengklaim bahwa Rasulullah ﷺ pernah berumrah di bulan Rajab. Ketika Ibnu Umar mengetahui kritikan Aisyah, maka beliau diam. Diamnya Ibnu Umar menunjukkan beliau sendiri tidak yakin dengan informasi yang beliau berikan. Kritikan Aisyah terhadap Ibnu Umar direkam oleh al-Bukhārī dalam Sahih-nya dengan redaksi sebagai berikut,
Artinya,
“’Urwah bertanya: “Wahai ibunda, wahai Ummul Mu’minin, apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Umar)?” ‘Aisyah berkata: “Apa yang telah dikatakannya?” ‘Urwah menjawab: “Dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ melaksanakan ‘umrah sebanyak empat kali satu diantaranya pada bulan Rajab.” ‘Aisyah berkata: “Semoga Allah merahmati Abu ‘Abdurrahman (yakni Ibnu Umar), tidaklah beliau (Rasulullah ﷺ ) melaksanakan ‘umrah satu kalipun melainkan Ibnu Umar ikut menyaksikannya (dan ini menunjukkan Ibnu Umar benar-benar lupa atau mengalami waham) dan beliau tidak pernah melaksanakan ‘umrah pada bulan Rajab sekalipun.” (H.R. al-Bukhārī)
***
Adapun riwayat bahwa penduduk Mekah di masa lalu memperbanyak umrah di bulan Rajab, maka perbuatan penduduk Mekah bukan dalil, karena memang tidak ditemukan dasarnya. Al-‘Aṭṭār, murid al-Nawawī menegaskan bahwa beliau tidak menemukan dasar apa pun terkait kebiasaan penduduk Mekah di masa lalu tersebut.
Jika umrah di bulan Rajab dipandang punya keutamaan karena Rajab termasuk salah satu bulan suci, maka seharusnya keutamaan ini berlaku juga untuk bulan suci yang lain yaitu Muharram, Zulkaidah dan Zulhijah.
Kesimpulannya, tidak ada keutamaan khusus berumrah di bulan Rajab.
Silakan saja berumrah di bulan Rajab atau bulan-bulan lainnya. Tapi jangan pernah meyakini keutamaan khusus umrah di bulan Rajab karena memang tidak ada dasar dalilnya.
“Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk mengunjungi Rumah Suci-Mu untuk haji dan umrah.”
Jumat, 26 April 2024 / 17 Syawal 1445 H Pukul 08.02