Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Ada satu jenis kesedihan yang disebut dengan istilah batstsun (البَثُّ).
Orang yang ditimpa kesedihan jenis ini merasa bebannya sangat berat sampai level tidak tahan dan ingin menceritakannya kepada orang lain. Sebab batstsun itu dari kata batstsa (بَثَّ) yang bermakna MENYEBARKAN. Jadi, kesedihan yang ia rasakan sangat berat sampai taraf dia merasa harus menceritakan dan menyebarkan kepada orang agar dadanya plong dan terasa lega.
Selama seseorang mengalami kesedihan tapi masih bisa menyimpannya sendiri, maka kesedihan itu tidak dinamakan batstsun tapi ḥuznun (الحُزْنُ).
Kandungan lain dari kata batstsun adalah tafarruq (التَّفَرُّقُ)/terpisah-pisah dan katsrah (الكَثْرَةُ)/banyak.
Maknanya, jika orang terkena kesedihan jenis ini, maka kesedihan itu akan datang dan pergi.
Bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali!
Datang, lalu terlupakan karena sebuah urusan, lalu datang lagi!
Dalam sehari kesedihan itu bisa datang puluhan kali dan itu setiap hari!
Datang dan pergi dengan intensitas banyak dan terpisah-pisah.
***
Jika seorang hamba sampai diuji dengan kesedihan seperti ini, maka berbahagialah. Sebab ini jenis kesedihan yang ditimpakan Allah kepada sebagian kekasih-Nya, yakni Nabi Ya’qūb.
Level kesedihan Nabi Ya’qub karena kehilangan Nabi Yusuf bukan hanya ḥuznun tapi sudah mencapai batstsun. Hanya saja beliau tidak pernah curhat kepada manusia, tapi hanya curhat kepada Allah saja!
Allah berfirman,
Artinya
“Dia (Ya‘qub) berkata, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan hebatku dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S.Yusuf: 86)
***
Kesedihan yang dirasakan Nabi Ya’qub durasinya juga tidak main-main, yakni sampai puluhan tahun yang membuat beliau terus menangis hampir setiap hari hingga mata beliau buta!
Tapi akhirnya Allah mencabut juga ujian kesedihan itu dan memberi ending yang sangat indah.
Jadi, siapapun yang diuji dengan batstsun, optimislah. Akan datang hari di mana kesedihan itu pasti akan diangkat oleh Allah. Tidak akan seberat dan selama yang dialami nabi Ya’qub, karena tidak mungkin di antara kita mencapai level kedekatan dengan Allah seperti nabi Ya’qub. Di hari itu berbahagialah dengan ending yang sangat indah sebagaimana nabi Ya’qub dibuat berbahagia luar biasa karena anaknya diangkat menjadi nabi, diberi kemuliaan duniawi karena menjadi pejabat, semua anak-nakanya hidup rukun nan beramal saleh dan hidup kaya sejahtera berkecukupan hingga akhir hayatnya.
26 Mei 2024 / 18 Dzulqa’dah 1445 pada 05.54