Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Syair nyanyian itu bisa memberi dampak pada jiwa secara tidak sadar.
Bukankah kita pernah melihat orang mengikuti syair lagu dengan level penghayatan tinggi sampai menangis bahkan berteriak?
Sampai di sini mulai terasa bahayanya.
Bagaimana itu?
Begini.
Jika pengarang lagu adalah orang jahil, maka lirik yang diciptakannya akan mengandung banyak pemikiran rusak, menyesatkan dan mungkar. Celakanya terkadang kemungkaran ini terasa related dengan pengalaman hidup sebagian orang sehingga akan dibenarkan, diikuti dan dijadikan prinsip hidup.
Misalnya, ada lirik lagu yang mengajarkan dengki, yakni tidak senang dengan nikmat yang diberikan Allah pada hamba lain. Bunyinya begini,
“Haaruusnya aku yang di sannaaa…”
“Dampingiimuu dan bukan diaa…”
Ini bertentangan dengan ajaran Rasulullah ﷺ. Karena beliau mengajarkan,
Artinya,
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga menyukai untuk saudaranya sesuatu yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (H.R Al-Bukhari)
Lirik-lirik jahiliah seperti ini mengisi mayoritas lagu yang pernah kita dengar. Sebab temanya tidak jauh dari dramatisasi cinta, cemburu, selingkuh, dengki, meratapi nasib, pemujaan nafsu seksual dan semisalnya.
Apalagi lagu-lagu barat yang mempromosikan ateisme, homoseksual, sampai mempertuhankan selain Allah.
***
Penyakit-penyakit hati seperti ini harus diobati sejak dini.
Sebab, jika dibiarkan maka lama-lama akan semakin akut dan merusak jiwa.
Di antara ikhtiarnya adalah berlindung kepada Allah dari tiupan setan dalam bentuk seperti ini.
Rasulullah ﷺ mengajarkan berlindung dari segala jenis penyesatan setan. Di antara bentuk penyesatan setan itu Rasulullah ﷺ mengungkapkannya dengan diksi naftsun (النفث). Makna bahasa naftsun adalah gerakan meniup seperti meludah tapi tidak disertai air ludah. Dalam hadis dijelaskan, naftsun itu bentuknya di zaman Nabi ﷺ adalah syair/puisi.
Di zaman Nabi ﷺ syair-syair jahiliah banyak yang menyesatkan karena temanya mayoritas memang mungkar seperti dramatisasi cinta wanita, khamr, fakhr dan lain-lain. Karena itu Rasulullah ﷺ benci sekali dengan syair. Adapun jika temanya baik seperti pembelaan terhadap Islam atau memuji Nabi ﷺ maka Rasulullah ﷺ tidak membencinya seperti syair-syair Hassan bin tsābit dan Abdullah bin Rawāḥah.
Di zaman sekarang, fenomena yang sangat mirip dengan syair jahiliah adalah lagu-lagu jahiliyah. Sedihnya, nada-nada lagu jahiliah adalah yang paling hits, populer,dan paling enak di telinga. Tak jarang banyak muslim maupun muslimah secara tidak sadar mengikuti nada dan liriknya.
Agar terhindar dari dampak buruk lirik-lirik lagu batil semacam itu, maka taawuz memakai doa Nabi ﷺ adalah hal yang penting diamalkan.
Sampai lafaz wa naftsihi, bayangkan Anda berlindung dari penyesatan setan yang terkandung dalam lirik-lirik lagu, atau karya sastra apa pun yang membawa misi ideologi batil dan pemikiran setan.
08 Agustus 2024 / 3 Safar 1446 pada 13.20