Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Sebenarnya, setiap muslim itu pasti dalam hatinya diberi Allah semacam “penasihat”.
Setiap kali dia hendak melakukan maksiat, pasti “Sang Penasihat” itu akan menegur:
“Heh, jangan begitu! Salah itu!”
“Salah ini. Tidak benar ini!”
“Tidak ada yang bisa membenarkan hal ini.”
“Apa ya sudah benar tindakanmu itu?!”
“Coba dipikir ulang, apa ya sudah benar rencanamu itu?!
“Coba direnungkan lagi, apa ya sudah benar gagasanmu itu?!”
Atau bisikan-bisikan, teguran-teguran, peringatan-peringatan semakna.
Hanya saja, ada yang mengabaikannya, ada yang tersentak lalu menangis, beristigfar dan membatalkan rencana maksiatnya.
Sang Penasihat seperti itulah yang di sebut Rasulullah ﷺ dengan istilah “Wā’iẓullāh fī qalbi kulli muslim”. Rasulullah ﷺ bersabda,
Artinya,
“Penasihat (dari) Allah (yang ada) di setiap hati seorang muslim.” (H.R. Ahmad)
Ia adalah bisikan malaikat yang ditugasi Allah memang menasihati muslim melalui hatinya setiap dia tergegas untuk menyimpang dari jalan yang lurus.
Jadi, Allah bukan hanya menasihati lewat Al-Qur’an, Nabi Muhammad, para ulama yang meneruskan perjuangan beliau, dan ayat-ayat dalam kehidupan nyata, tetapi juga menasihati melalui hati masing-masing muslim.
Sungguh kuat sekali hujah Allah untuk menghisab hamba-hamba-Nya!
10 September 2024 / 6 Rabiul Awal 1446 pada 15.56