Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Terkadang ada seorang ayah atau ibu muslim yang disiksa di dalam kuburnya karena dosa-dosanya selama di dunia, lalu karena anaknya rajin mendoakannya, bersedekah atas namanya, memintakan ampun untuknya, menghajikannya atau membacakan Al-Qur’an yang diniatkan pahalanya untuknya, maka Allah menghentikan siksa kubur itu untuknya. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata,
Artinya,
“Terkadang azab kubur itu dihentikan karena sebuah doa atau istigfar atau pahala haji atau bacaan Al-Qur’an yang sampai kepadanya dari sebagian kerabatnya atau orang lain” (al-Rūḥ, juz 1 hlm 270)
Dalam kitab Mursyidu al-Zuwwār disebutkan,
Artinya,
“Bassyār bin Gālib berkata, ‘Saudaraku wafat. Lalu aku melihatnya di dalam mimpi. Aku menanyainya, ‘Bagaimana keadaanmu saat engkau diletakkan dalam kuburmu?’ Dia menjawab, ‘Ada seseorang yang mendatangiku dengan membawa kobaran nyala api. Seandainya bukan karena ada seseorang yang mendoakanku, pastilah dia akan memukulku dengan api tersebut.” (Mursyidu al-Zuwwār, juz 1 hlm 58)
***
Inilah di antara rahasia mengapa kita diajari Allah untuk mendoakan orang beriman yang sudah wafat mendahului kita dengan memintakan ampun mereka. “Rabbanāgfirlanā wa li ikhwāninallażīna sabaqūnā bil īmān.”
Itu pula rahasia mengapa kita diajari untuk sering-sering mendoakan orang tua dan memintakan ampun untuk mereka. “Rabbigfirlī waliwālidayya warḥamhumā kamā rabbayānī ṣagīrā.”
Itu pula rahasia mengapa Rasulullah ﷺ dilarang mendoakan orang kafir dalam Al-Qur’an, karena Allah tidak akan mengampuni walaupun dimintakan ampun 70 kali. Seakan-akan ini isyarat, jika yang kita doakan adalah seorang hamba beriman sebanyak 70 kali, maka ada harapan kuat Allah akan mengampuninya.
***
Jangan pernah lelah mendoakan orang tuamu!
Terutama yang sudah wafat.
14 November 2024 / 12 Jumadil Awal 1446 pada 06.32