Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Ada wanita yang benar-benar hanya ingin menjadi istri seorang lelaki.
Bukan karena mengharap diratukan, dimanjakan, disenangkan atau kebahagiaan apa pun yang sifatnya duniawi.
Keinginannya cuma satu, yakni menjadi istri lelaki itu di surga.
Walaupun tidak diberi hak-hak istri secara sempurna.
Walaupun tidak tidur tiap malam bersama suaminya.
Sebab wanita itu yakin lelaki tersebut hamba Allah yang saleh. Jadi, walaupun beliau semacam agak “rugi” di dunia ini, beliau bisa menerima asalkan di akhirat mendapatkan kemuliaan abadi dengan menjadi istri beliau di surga.
Jadi, beliau rela menggugurkan sebagian haknya sebagai istri.
***
Tahukah Anda siapa beliau?
Wanita tersebut adalah Ummul Mukminin Saudah.
Beliau nyaris dicerai dengan talak ba’in oleh Rasulullah, tetapi beliau memohon supaya tidak dicerai dan untuk membuat rida Rasulullah beliau rela memberikan hak malamnya kepada istri Nabi yang paling beliau cintai: Aisyah.
al-Baihaqī meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Hisyām bin ‘Urwah, dari ayahnya bahwasanya Rasulullah ﷺ mentalak Saudah. Ketika beliau keluar untuk salat, Saudah memegangi baju beliau dan berkata, ‘Saya tidak membutuhkan lelaki, tetapi saya ingin dibangkitkan (di hari kiamat nanti) dalam barisan istri-istrimu’. Maka Rasulullah ﷺ merujuknya dan menjadikan jatah hari Saudah untuk Aisyah. Jadi, Rasulullah ﷺ memberikan jatah hari kepada Aisyah di jatah hari Aisyah dan juga hari Saudah.” (H.R. al-Baihaqī)
***
Jika ada wanita zaman sekarang yang hendak meniru jejak Saudah, maka itu lebih berat risikonya.
Sebab tidak ada jaminan lelaki hidup (saat ini) pasti akan masuk surga. Walau sesaleh apa pun kelihatannya.
Orang hanya bisa menduga-duga.
Maksimal hanya bisa menduga kuat dengan tanda-tanda.
Itu pun tidak bisa dipastikan, karena tidak ada yang menjamin semua orang yang kelihatan baik akan wafat dalam keadaan husnul khatimah.
Jadi, berhati-hatilah. Agar tidak menyesal.
30 November 2024 / 28 Jumadil Awal 1446 pada 10.26