Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Kata man (مَنْ) itu maknanya banyak.
Jika istifhāmiyyah berarti terjemahannya “siapa” atau “siapakah”.
Jika syarṭiyyah, berarti terjemahannya “barangsiapa”.
Jika nakirah mauṣūfah boleh diterjemahkan “orang”.
***
Ada pula man yang bermakna isim mauṣul. Istilahnya man mauṣūliyyah. Man jenis ini maknanya sama dengan allażī (الذي), jadi terjemahannya adalah “yang”. Misalnya dalam ayat,
Nah, dalam bait ke 19 nazham al-‘Imrīṭī lafaz man yang ada di sana termasuk man mauṣūliyyah, jadi terjemahan yang pas adalah “yang”. Bukan “orang” atau, “siapa”, atau “barangsiapa”,
Artinya
“dan agar Dia (Allah) memberi manfaat dengan ilmu (yang ada di dalam) nya, (yakni memberi manfaat kepada orang) YANG memberi perhatian (dengan cara) menghafal dan memahaminya.”
Silakan kajian sharaf bait ke 18 lebih lengkap dinikmati di KANAL MUNTAHA di Youtube. Atau di sini.
3 Desember 2023/ 20 Jumādā al-Ūlā 1445 H pukul 19.51