Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Kata Ibnu Katsir, usia Nabi Adam totalnya adalah 1000 tahun.
43 tahun 4 bulan hidup di surga, sisanya yakni sekitar 957 tahun hidup di bumi.
Setiap Hawwa hamil, keluarnya selalu kembar laki-laki dan perempuan. Hawwa 20 kali hamil, jadi total anaknya ada 40 orang.
Konon saat Nabi Adam wafat, anak cucu cicit yang sempat dilihatnya berjumlah 4000 orang.
Kembar pertama adalah Qabil dengan saudarinya.
Kembar kedua adalah Habil dan saudarinya.
Qabil lebih tampan daripada Habil, tapi Habil lebih kuat, lebih saleh dan lebih bertakwa daripada Qabil.
Qabil menekuni pertanian. Habil menekuni peternakan.
Waktu itu syari’atnya masih boleh menikah dengan saudara kandung. Tapi aturannya harus bersilang. Jadi Qobil hanya boleh menikah dengan saudari Habil yang tidak cantik, sementara Habil berhak menikahi saudari Qabil yang cantik. Dari sini muncul benih kedengkian pertama.
Lalu ketika Allah menguji Qabil dan Habil dengan kurban, ternyata kurban Habil yang diterima. Kemarahan Qabil memuncak sehingga Habil dibunuh. Itulah dosa pembunuhan pertama dalam keturunan Nabi Adam. Setiap ada dosa pembunuhan, maka Qabil mendapatkan bagiannya karena dia yang pertama kali mencontohkan.
Setelah Habil wafat, Allah menggantinya dengan Syits. Putra Nabi Adam inilah yang dikabarkan menjadi nabi setelah wafatnya Nabi Adam. Dari 104 shahifah yang pernah diturunkan Allah, 50 shahifah diturunkan kepada Nabi Syits. (Al Bidayah wa al-Nihayah)
Wallahu a’lam.
CATATAN
Adapun riwayat bahwa Nabi Adam memberikan sebagian umurnya kepada Nabi Dawud, maka riwayatnya diperselisihkan kesahihannya. Dengan asumsi bisa diterima, maka bisa dikompromikan dengan mengatakan: Setelah sebagian umur itu diberikan, maka Allah tetap menyempurnakan usia nabi Adam menjadi 1000 dan usia Nabi Dāwūd tetap 100 sebagaimana dalam riwayat yang dikutip Ibnu Katsīr dalam al-Bidāyah wa al-Nihāyah.
9 Maret 2024/ 28 Sya’ban 1445 H pukul 05.26