Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Berutang itu lebih terhormat daripada meminta.
Tetapi berutang kepada orang yang berharap dikembalikan justru lebih terhormat daripada berutang kepada orang yang kemungkinan akan memutihkan atau bahkan hanya memberi cuma-cuma.
Itulah rahasianya mengapa Rasulullah ﷺ lebih memilih berutang kepada orang Yahudi yang jelas akan menagih. Beda jika “sambat” pada sahabat seperti Abu Bakar. Sudah pasti Rasulullah ﷺ akan diberi harta cuma-cuma.
Siapa Sahabat yang tega melihat Rasulullah ﷺ butuh harta, makanan atau pakaian?
Luar biasanya, Rasulullah ﷺ tidak aji mumpung lalu memanfaatkan cinta Sahabat-sahabatnya untuk kebutuhan duniawi beliau.
Karena itu jika punya muhibbin/fans, sikap yang justru menjaga kehormatan adalah sedapat mungkin tidak “sambat” kepada mereka. Nampaknya imam Ahmad sangat serius mengamalkan sifat iffah jenis ini hingga beliau menolak hadiah pengagum beliau walaupun nilainya di zaman sekarang mungkin miliaran rupiah.
18 Juli 2024 / 11 Muharram 1446 pada 20.54