Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Di antara hal teknis yang bisa disarankan saat membaca Al-Qur’an dalam salat agar lebih terasa adalah sebagai berikut.
Siapkan dua Stand Partitur (semacam tempat dudukan untuk kertas/buku).
Satu Stand untuk Al-Qur’an jumbo. Satunya lagi untuk kitab tafsir. Misalnya tafsir al-Azhar karya Buya HAMKA.
Letakkan keduanya di hadapan Anda dengan jarak yang cukup sehingga mudah dibaca.
Setelah itu tentukan Anda mau membaca Surah/ayat apa dalam salat Anda. Misalnya di rakaat pertama Anda memutuskan untuk membaca Surah Taha 1-6.
Maka bukalah Al-Qur’an jumbo Anda di Surah Taha. Buka juga di sampingnya tafsir al-Azhar terkait ayat tersebut.
Lalu silakan dimulai salat Anda.
Begitu selesai membaca Surah Fatihah, maka bacalah Surah Taha dengan tartil. Lafalkan bacaan Anda hingga bersuara dan berbunyi. Begitu sudah selesai ayat ke 6, maka berpindahlah membaca tafsir al-Azhar untuk memahami makna ayat-ayat yang baru saja Anda baca. Kali ini Anda hanya boleh baca dalam hati!
Bacalah dengan tenang sampai Anda memperoleh pemahaman dan penghayatan yang cukup.
Jika sudah, maka Anda bisa bertakbir untuk melakukan rukuk!
Demikian Anda lakukan dengan pola yang sama untuk rakaat kedua.
Jika di rakaat kedua nanti Anda perlu membalik halaman, maka tidak mengapa Anda maju selangkah atau dua langkah untuk membolak-balik halaman sampai menemukan bagian yang Anda cari.
***
Membaca Al-Qur’an dengan cara seperti itu saat salat, termasuk membaca tafsirnya dalam hati agar memperoleh pemahaman yang lebih baik, termasuk perkara yang dibolehkan dan tidak membatalkan salat. Al-Khaṭīb al-Syirbīnī berkata,
Artinya,
“Jika dia (orang yang salat) membuka kitab dan memahami isinya atau membaca Al-Qur’an (dengan mengeluarkan suara) memakai mushaf, walaupun membolak-balik halamannya sesekali, maka salatnya tidak batal. Sebab yang demikian itu sedikit atau tidak berturut-turut dan tidak memberi kesan telah berpaling dengan salat.” (Mugnī al-Muḥtāj, juz 1 hlm 419)
Jika Anda memperbarui teknis melakukan salat seperti ini, insya Allah salat yang dilakukan ada hasilnya.
Ada bedanya.
Ada rasanya.
Lebih dekat dengan maksud salat yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Juga lebih dekat dengan maksud membaca Al-Qur’an yang diperintahkan Allah saat salat.
Dengan cara seperti itu, Anda tidak khawatir lagi masalah hafalan.
Anda bisa salat selama apapun yang Anda inginkan walaupun Anda tidak punya hafalan yang banyak. Sebab, jika Anda merasa satu halaman atau dua halaman masih kurang, lalu Anda maju ke depan selangkah atau dua langkah, kemudian membolak-balikkan halaman mushaf jumbo Anda, maka yang demikian diperbolehkan dan tidak membatalkan salat. Sebagaimana Rasulullah ﷺ salat sambil menggendong anak kecil dan melakukan banyak gerakan saat menaikkan dan menurunkan anak juga tidak membatalkan salat. Juga sebagaimana perintah Rasulullah ﷺ untuk membunuh ular saat salat yang jelas membuat gerakan banyak yang juga tidak membatalkan salat.
Termasuk boleh juga membolak-balik halaman mushaf atau kitab jika penjelasan tafsir sebuah ayat cukup panjang dan membutuhkan untuk membolak-balik halaman buku. Yang seperti ini juga boleh dan tidak membatalkan salat.
Dengan cara membaca Al-Qur’an saat salat seperti itu, kita bisa berharap pengetahuan kita tentang Al-Qur’an akan bertambah. Jika saat salat itu Allah melemparkan pemahaman tertentu, maka bisa kita catat selesai salat dalam buku khusus. Jika di tengah membaca Al-Qur’an itu ada pertanyaan dalam hati terkait makna sebagian ayat Al-Qur’an, maka juga bisa kita catat untuk kita cari tahu jawabannya dengan cara bertanya kepada ulama atau dengan membaca kitab (jika sudah bisa bahasa Arab).
***
Tips teknis di atas tentu saja bisa dimodifikasi.
Jika sudah punya hafalan Al-Qur’an, berarti tidak perlu stand partitur untuk Al-Qur’an jumbo. Cukup stand partitur untuk kitab tafsir saja.
Jika sudah mengerti bahasa Arab lebih enak lagi. Karena bisa memasang kitab tafsir berbahasa Arab di stand partitur yang kita baca dalam hati.
Stand partitur juga bisa dimodifikasi dengan tablet, ponsel kecil yang diletakkan dalam saku, atau sarana-sarana yang lain. Jika nanti sudah ada teknologi maju yang membantu kita membaca Al-Qur’an hanya dengan tap-swipe di udara dengan layar di udara pula, maka tidak ada halangan pula menggunakan teknologi seperti itu untuk membantu kita menyembah Allah lebih baik lagi.
Tapi disarankan, praktekkan teknis di atas untuk salat sunah saja, atau salat fardu yang munfarid. Jika menjadi imam jamaah, jangan. Karena akan memberatkan makmum mengingat durasi salat jelas akan lebih lama.
Ulama-ulama dengan ilmu samudra sudah tidak perlu lagi hal-hal teknis seperti tadi. Mereka cukup membaca Al-Qur’an dengan khusyuk dalam hafalan mereka, maka menyumberlah berbagai hikmah dan kefahaman dari bacaan dan tadabbur mereka saat salat.
12 Syawwāl 1444 H/ 3 Mei 2023 pukul 17.12