7. ARTI NAMA KITAB
Nama lengkap kitab bulughul marom adalah BULUGHUL MAROM MIN ADILLATIL AHKAM
(بلوغ المرام من أدلة الأحكام)
Kata BULUGH berasal dari kata BALAGHO (بلغ) yang bermakna MENCAPAI. Kata AL-MAROM berasal dari kata ROMA (رام) yang bermakna INGIN. Al-marom adalah bentuk mashdar mimi, yakni kata benda yang dibentuk dari kata kerja. Mirip istilah gerund dalam bahasa Inggris. Jadi arti MAROM adalah HAL INGIN/KEINGINAN.
Kata MIN diartikan DARI/MELALUI.
Kata ADILLAH adalah bentuk jamak dari DALIL (الدليل)
Kata AL-AHKAM adalah bentuk jamak dari AL-HUKMU (الحكم) yang bermakna HUKUM.
Jadi, arti penuh Bulughul Marom Min Adillatil Ahkam adalah MENCAPAI KEINGINAN MELALUI DALIL-DALIL HUKUM. Seakan-akan pengarangnya ingin mengajak pembacanya dengan mengatakan: Jika Anda ingin mencapai keinginan Anda untuk memperoleh ilmu (fikih) melalui dalil-dalilnya secara langsung, jika Anda ingin tahu bagaimana menyembah Allah dengan cara yang benar sebagaimana yang dikehendakiNya, maka pelajarilah kitab ini.
8. LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB
Pengarang kitab ini bernama Ibnu Hajar Al-‘Asqolani, seorang Qodhi (hakim) Islam di Mesir abad ke 9 H. Awalnya beliau menikah dengan seorang wanita, kemudian memiliki beberapa anak. Namun dari empat anak yang lahir dari rahim istrinya itu ternyata semuanya berjenis kelamin wanita. Padahal Ibnu Hajar sangat menginginkan memiliki anak lelaki.
Akhirnya, beliau memutuskan berpoligami.
Alhamdulillah, setelah menikah lagi keinginan beliau terwujud.
Dengan istri kedua ini, beliau berhasil mendapatkan anak lelaki.
Demikian senangnya Ibnu Hajar dengan kelahiran putranya, sampai-sampai beliau mengarang kitab khusus berisi hadis-hadis hukum yang dibuat ringkas, singkat, dan diharapkan mudah dihapal oleh putranya. Kitab itulah yang diberi nama BULUGHUL MAROM.
Jadi, kitab bulughul marom sebenarnya kitab yang ditulis sebagai hadiah dan persembahan Ibnu Hajar untuk putranya, sebagai materi untuk mendidik anaknya dengan ilmu Islam.
Biografi lengkap Ibnu Hajar ditulis oleh muridnya yang bernama As-Sakhowi dalam kitab yang berjudul Al-jawahir Wa Ad-duror Fi Tarjamati Syaikhi Al-islam Ibni Hajar.
9. MENGENAL PENULIS KITAB
Beliau adalah Ibnu Hajar Al-‘Asqolani. Nama lengkapnya Abu Al-Fadhl Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al-‘Asqolani. Asalnya dari daerah yang bernama ‘Asqolan di Palestina, hanya saja lahir dan wafat beliau di Kairo, Mesir.
Beliau lahir tahun 773 H (1372 M). Ibunya meninggal saat beliau masih kecil sehingga ayahnya lah yang mengasuh dan membesarkannya. Setelah berusia 5 tahun, beliau dimasukkan semacam sekolah untuk anak kecil yang disebut dengan istilah maktab/kuttab.
Pada usia 9 tahun beliau sudah hafal seluruh Al-Qur’an. Beliau juga hafal matan kitab Al-Umdah, Al-Hawi Ash-Shoghir, Mukhtashor Ibnu Al-Hajib, dan Milhatu Al-A’rob..
Pada usia 17 tahun, beliau mulai serius belajar Fikih, bahasa Arab, Hisab, dan Qiroat. Tetapi nampaknya Allah membuatnya lebih suka hadis, sehingga beliau memutuskan untuk serius dan fokus di bidang ini.
Beliau belajar kepada salah seorang ahli hadis terkemuka di zaman itu yang bernama Al-‘Iroqi selama 10 tahun, sampai dipuji Al-‘Iroqi sebagai muridnya yang paling cemerlang dalam hadis.
Karya-karyanya lebih dari 150 buah, mayoritas di bidang hadis. Yang paling terkenal adalah karyanya yang bernama Fathu Al-Bari, yakni kitab syarah terhadap Shahih Bukhari.
Barangkali, jika ada gelar di atas profesor, secara kelimuan Ibnu Hajar sangat pantas memperoleh gelar tersebut.
Sempat menjadi Qodhi dan akhirnya Allah mewafatkannya pada tahun 852 H (1448 M).
Informasi lengkap tentang biografi Ibnu Hajar ditulis oleh muridnya yang bernama As-Sakhowi dalam kitab yang bernama Al-Jawahir Wa Ad-Duror Fi Tarjamati Syaikhi Al-Islam Ibni Hajar.
10. KEISTIMEWAAN KITAB BULUGHUL MAROM
Paling tidak ada tiga keistimewaan kitab Bulughul marom, yaitu mengandung unsur: Ikhtishor, Intiqo’, dan takhrij. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
IKHTISHOR: Arti Ikhtishor adalah ringkas. Kitab bulughul marom menyajikan hadis-hadis nabi yang penting dalam bentuk ringkas tanpa pengulangan. Keistimewaan ringkas ini bisa dibayangkan setelah mengetahui kekayaan hadis yang tersimpan dalam lembaran kitab-kitab hadis. Sebagai gambaran, shahih Bukhari saja berisi sekitar 7000-an hadis. Edisi cetakan dengan ukuran standar memproduksinya menjadi empat jilid. Padahal kitab hadis bukan hanya shahih Bukhari, tetapi juga shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan An-Nasai, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Muwattho’ Malik, Sunan Ad-Darimi, Musnad Ahmad, Mu’jam Thobaroni, Sunan Al-Baihaqi, dan ribuan Ajza’ hadis baik yang sudah dicetak maupun yang belum. Bisa dibayangkan betapa beratnya mempelajari Islam jika harus mempelajari semua kitab itu. Maka ketika bulughul marom meringkas hadis-hadis tersebut dalam satu kitab, pekerjaan ini sangat bermanfaat dan sungguh memudahkan umat islam
INTIQO: Arti Intiqo’ adalah seleksi. Bulughul marom hanya menyajikan kitab-kitab hadis hukum. Hadis-hadis selain hukum, seperti hadis akidah, akhlak, kisah-kisah, tanda-tanda kiamat, manaqib sahabat tidak disajikan. Keistimewaan seleksi ini bisa dibayangkan ketika kita mengkaji salah satu jenis kitab fikih yang tergolong muthowwal. Ambil contoh misalnya kitab Al-Mughni karangan Ibnu Qudamah Al-Maqdisi. Kitab ini terdiri dari 15 Jilid (cet. Dar ‘Alam Al-Kutub). Setiap jilid rata-rata 500 halaman. Jadi sck kasar, jumlah halaman total kitab ini adalah 7500 hlm. Kitab setebal ini termasuk referensi lengkap jika ingin mengetahui hadis-hadis hukum yang menjadi dalil pada setiap pembahasan fikih. Nah, Ibnu Hajar meringankan kita. Untuk mengetahui hadis hukum, tidak perlu membaca seluruh kitab Al-Mughni, tetapi cukup mempelajari kitab Bulughul marom.
TAKHRIJ: Arti takhrij dalam konteks ini adalah menunjukkan lokasi hadis. Jika dikatakan hadis ini diriwayatkan Bukhari dalam shahihnya, At-Thobaroni dalam Mu’jam Al-Kabir, dll maka ini adalah contoh takhrij. Kadang2 takhrij disertai penilaian status hadis apakah shahih, dhoif atau bahkan palsu. Dengan takhrij, maka validitas hadis bisa diterima. Pada zaman sekarang banyak berseliweran hadis, tetapi tidak jelas apakah hadis betulan atau dikarang-karang. Jadi, takhrij pada kitab bulughul maram ini menjamin validitas hadis yang disajikan di dalamnya.
11. SYARAH-SYARAH KITAB BULUGHUL MAROM
Ada cukup banyak kitab syarah bulughul marom. Kajian kitab bulughul marom di Masjid Raden Patah memanfaatkan tiga kitab utama yang penting yaitu:
Pertama: Al-Badru At-Tamam karangan Al-Maghribi. Kitab ini adalah syarah terluas untuk bulughul marom. Penjelasan takhrij hadisnya jauh lebih luas daripada kitab subulus salam.
Kedua: Subulu As-Salam karangan Ash-Shon’ani. Kitab ini adalah ringkasan _Al-Badru At-Tamam_ dengan tambahan-tambahan yang bermanfaat. Kitab ini yang paling populer di tengah-tengah masyarakat sebagai kitab syarah bulughul marom.
Ketiga: Nailu Al-Author karangan Asy-Syaukani. Sebenarnya kitab ini bukan syarah bulughul marom. Kitab ini adalah syarah untuk sebuah kitab yang bernama Muntaqo Al-Akhbar karangan Abu Al-Barokat Abdus Salam Ibnu Taimiyyah Al-Harroni. Hanya saja karena kitab Muntaqo Al-Akhbar susunannya sangat mirip dengan bulughul marom, maka syarah Asy-Syaukani terhadap kitab tersebut cukup banyak memberi manfaat.
Kitab-kitab syarah lain untul bulughul marom di antaranya:
1. Fathu Al-‘Allam karangan Nur Al-Hasan bin Shiddiq Khon. Banyak yg menyebut kitab ini hanya menukil Subulus Salam dengan membuang pendapat hadawiyyah dan zaidiyyah. Syaikh Khudhoir berpendapat tambahan pengarang sedikit sekali. Bisa dikatakan Fathu Al-‘Allam adalah tahdzibnya Subulu As-Salam
2. Minhatu Al-‘Allam bisyarhi Ahaditsi Bulughi Al-Marom karangan Abdullah bin Sholih Al-Fauzan
3. Taudhihu Al-Ahkam karangan Abdullah Al-Bassam
4. At-Tibyan Fi Takhriji Wa Tabwibi Ahaditsi Bulughi Al-Marom karangan Kholid bin Dhoifillah. Kitab ini mengandung takhrij paling lengkap untuk bulughul marom
5. Fathu Dzi Al-Jalali Wa Al-Ikrom karangan Ibnu Al-‘Utsaimin
6. Ithafu Al-Kirom Bi At-Ta’liq ‘Ala Bulughi Al-Marom karangan Shofiyyurrohman Al-Mubarokfuri
7. Mukhtashor Al-Kalam ‘Ala Bulughi Al-Marom karangan Faishol Al Mubarok
8. Takhriju Ahaditsi Al-Bulugh karangan Samir Amin Az-Zuhairi
9. Nailu Al-Marom Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Muhammad Yasin bin Abdillah
10. Fathu Al-Wahhab Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Muhammad Ahmad Asy-Syanqithi
11. Fiqhu Al-Islam Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Abdul Qodir Syaibah
12. Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Sulaiman Al-Ulwan (belum dicetak)
13. Hasyiyah Ad-Dahlawi ‘Ala Al-Bulugh
14. I’lamu Al-Anam Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Nuruddin ‘Itr Al-Halabi
15. Hasyiyah ibnu Baz
16. Al-Ifham Syarhu Bulughi Al-Marom karangan Abdul ‘Aziz Ar-Rojihi
17. Tashilu Al-Ilmam Bifiqhi Al-Ahadist ‘Ala Bulughi Al-Marom karangan Sholih bin Fauzan Al-Fauzan
18. Tuhafatu Al-Kirom karangan Muhammad Luqman As-Salafi
19. Qofwu Al-Atsar karangan Abdul Mun’im Ibrohim