Oleh Ust. Muafa
Semenjak Asy-Syafi’i mengajarkan madzhabnya sekitar tahun 195 H sampai beberapa abad kemudian, sejumlah ulama telah memutuskan untuk belajar ijtihad-ijtihad fikih Asy-Syafi’i dan menisbatkan diri kepada madzhab Asy-Syafi’i. Di antara mereka ada yang menonjol dalam bidang hadis, tafsir, tasauf, sejarah, qiroat, ilmu kalam, dan lain-lain. Termasuk mereka yang sungguh-sungguh mendalami bidang yang dengannya Asy-Syafi’i menonjol yaitu ilmu fikih. Sampai kira-kira abad ke 8 H, Tajuddin As-Subki (wafat tahun 771 H) telah berhasil membukukan 1400 lebih biografi ulama-ulama menonjol Asy-Syafi’iyyah yang merentang panjang semenjak zaman murid-murid Asy-Syafi’i sampai zaman beliau. Jika ulama Asy-Syafi’iyyah dihitung sampai zaman sekarang ini, yakni abad 15 H tentu saja daftarnya akan bertambah panjang.
Secara keilmuan, tentu saja tingkat penguasaan ribuan ulama tersebut terhadap madzhab Asy-Syafi’i bertingkat-tingkat. Hanya saja, ulama Asy-Syafi’iyyah yang mencapai level kedalaman dan penguasaan madzhab Asy-Syafi’i yang “nyaris sempurna” sampai digelari “Asy-Syafi’i junior” hanya dua orang, yaitu,
Pertama, Abu Hamid Al-Isfaroyini (406 H) yang terkenal sebagai tokoh utama Asy-Syafi’iyyah aliran Iroqiyyun.
Kedua, Syamsuddin Ar-Romli (1004 H) yang terkenal sebagai salah satu dari dua pendekar Asy-Syafi’iyyah pelanjut Asy-Syaikhan.
Siapakan beliau berdua?
Abu Hamid Al-Isfaroyini adalah syaikh Asy-Syafi’iyyah aliran irak. Aliran ini, sebagaimana yang dinyatakan An-Nawawi lebih menonjol dalam validitas menukil ijtihad Asy-Syafi’i, kaidah-kaidahnya dan ijtihad ulama madzhab. Berbeda dengan Asy-Syafi’iyyah aliran Khurasan/Marwu yang lebih menonjol dalam hal sistematika, ulasan dan pemerincian kasus fikih.
Beliau lahir tahun 344 H. Pada tahun 364 H beliau datang ke Baghdad dan belajar kepada Ibnu Al-Marzuban. Dalam hal hadis beliau belajar kepada Ad-Daruquthni. Di usia 17 tahun sudah memberi fatwa. Al-Khothib Al-Baghdadi bersaksi bahwa dia pernah melihat majelisnya dihadiri oleh sekitar 700 orang fakih. Orang-orang zaman itu mengatakan, seandainya Asy-Syafi’i melihatnya, niscaya beliau akan bergembira.
Karya fenomenal Abu Hamid Al-Isfaroyini adalah syarah terhadap mukhtashor Al-Muzani setebal 50 jilid. Dengan karya inilah beliau “dinobatkan” sebagai “Asy-Syafi’i Junior”. Ibnu Qodhi Syuhbah berkata,
“…beliau (Abu Hamid Al-Isfaroyini) mensyarah mukhtashor (Al-Muzani) dalam kitab yang dinamai At-Ta’liqoh yang mencapai 50 jilid. Dalam kitab tersebut beliau menyebutkan ikhtilaf ulama, ijtihad-ijtihad mereka, catatan-catatan kritis untuk mereka, dan perdebatan-perdebatan mereka sampai beliau disebut Asy-Syafi’i Ats-Tsani (Asy-Syafi’i kedua)…” (Thobaqot Asy-Syafi’iyyah karya Ibnu Qodhi Syuhbah, juz 1 hlm 173)
Adapun Syamsuddin Ar-Romli, beliau adalah ulama Asy-Syafi’iyyah abad 10-11 H yang terkenal sebagai muharrir madzhab pelanjut asy-syaikhan. Agar terbedakan dengan nama ayahnya kita menyebutnya Syamsuddin Ar-Romli bukan hanya Ar-Romli saja. Hal itu dikarenakan ayahnya juga seorang fakih yang bernama Ar-Romli. Hanya saja, laqob sang ayah adalah Shihabuddin Ar-Romli. Jadi, dalam sejarah ulama-ulama Asy-Syafi’iyyah ada dua Ar-Romli terkenal yaitu, Syihabuddin Ar-Romli dan Syamsuddin Ar-Romli. Keluarga yang luar biasa. Ayah dan anak muncul sebagai orang fakih yang diakui secara internasional di dunia Islam.
Syamsuddin Ar-Romli adalah seorang fakih Mesir di zamannya. Beliau menjadi tempat rujukan masyarakat Mesir dalam fatwa. Lahir dan wafatnya di Kairo. Jasa besarnya dalam madzhab Asy-Syafi’i adalah melakukan tahrir madzhab fase kedua untuk melanjutkan pekerjaan Ar-Rofi’i, An-Nawawi, dan Ibnu Hajar Al-Haitami. Karya besarnya yang mencerminkan kerja keras tersebut adalah kitab yang bernama Nihayatu Al-Muhtaj (نهاية المحتاج) yang disusun sebagai syarah terhadap kitab Minhaju Ath-Tholibin karya An-Nawawi. Karena kedalaman ilmu Syamsuddin Ar-Romli dalam madzhab Asy-Syafi’i, maka beliau sampai digelari Asy-Syafi’i Ash-Shoghir (Asy-Syafi’i kecil).
Catatan tentang dua aliran Asy-Syafi’iyyah yaitu, khurosaniyyun dan iroqiyyun bisa dibaca dalam Dua Aliran Syafi’iyyah Khurosaniyyun dan Iroqiyyun
Catatan tentang peran Ar-Romli bisa dibaca dalam Ibnu Hajar Al Haitami dan Ar Romli Pelanjut Asy Syaikhan
Catatan tentang fenomenalnya kitab Minhaj Ath-Tholibin dalam madzhab Asy-Syafi’i bisa dibaca dalam Minhaj Ath Tholibin Kitab Nawawi yang Fenomenal
Catatan tentang asy-syaikhan bisa dibaca dalam Ar Rofi’i dan An Nawawi Dua Pendekar Ulama Syafi’iyyah
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين