oleh Ustadz Muafa
Semua ilmu dari sisi kedalaman penguasaan terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu,
1. Iqtishor (الاقتصار),
2. Iqtishod (الاقتصاد), dan
3. Istiqsho’ (الاستقصاء).
Yang dimaksud kadar iqtishor adalah kadar cukup yang diperlukan seorang hamba, tidak kurang dan tidak lebih. Kadar iqtishod adalah kadar pertengahan. Mendalami lebih jauh tetapi juga tidak sampai ke derajat pakar terhadap satu bidang ilmu tertentu. Kadar iqtisho’ adalah kadar totalitas mendalami sejauh mungkin sampai menjadi sangat pakar dan ahli dalam bidang tersebut.
Contoh kadar iqtishor dalam ilmu tafsir menurut Al-Ghozzali adalah mempelajari kitab yang kira-kira ketebalannya dua kali Al-Qur’an seperti kitab tafsir Al-Wajiz karya Al-Wahidi (468 H). Kadar iqtishod adalah mempelajari kitab yang kira-kira ketebalannya tiga kali Al-Qur’an seperti kitab tafsir Al-Wasith karya Al-Wahidi juga. Lebih dari itu adalah level istiqsho’.
Contoh kadar iqtishor dalam mempelajari Hadis adalah mempelajari shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Kadar iqtishod dicapai dengan mempelajari kitab-kitab hadis yang merupakan cabang keduanya. Kadar iqtisho’ adalah mempelajari semua riwayat hadis, yang sahih maupun yang saqim, yang dhoif maupun yang qowy, jalur-jalur riwayat, nama-nama perawi, sifat-sifat mereka dan lain-lain. Ringkasnya mempelajari semua aspek riwayat hadis baik sanad maupun matannya.
Adapun dalam bidang fikih, kadar iqtishod itu seperti mempelajari mukhtashor Al-Muzani. Kadar iqtishod itu seperti mempelajari kitab yang ketebalannya kira-kira tiga kali mukhtashor Al-Muzani, umpamanya mepelajari Al-Wasith karya Al-Ghozzali. Kadar istiqsho’ dicapai dengan mempelajari seperti kitab Al-Basith karya Al-Ghozzali dan semua kitab muthowwal yang lebih tebal dari itu. (lihat Ihya’ Ulumiddin, juz 1 hlm 40)
Ini adalah contoh kitab-kitab fikih bermadzhab Asy-Syafi’i. Madzhab-madzhab yang lain bisa dianalogikan dengan kitab-kitab ini.
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين