Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R Rozikin
Salah satu kitab fikih mazhab Asy-Syafi’i yang berbentuk syarah ringkas yang disenangi di Indonesia adalah kitab “Fathu Al-Qorib” karya Ibnu Qosim Al-Ghozzi. Kitab ini dianggap cocok dipelajari untuk pemula yang ingin memperdalam “Matan Abu Syuja’” karena bahasanya yang mudah dan isinya yang padat. Jika disebut “Matan Abu Syuja’”, dan orang ingin membaca syarah ringkasnya maka banyak yang langsung teringat kitab “Fathu Al-Qorib” itu. Orang tahu, “Matan Abu Syuja” memang lebih mudah dikaji sebagaimana mudahnya mengkaji matan “Fathu Al-Qorib”. Dalam membuka majelis-majelis kajian fikih mazhab Asy-Syafi’i untuk pemula, banyak para ustaz dan dai memilih dua kitab itu sebagai buku wajibnya karena menganggap lebih mudah untuk mencerna dan menyampaikannya kepada umat. Catatan lebih dalam tentang “fathu Al-Qorib” bisa dibaca dalam artikel saya yang berjudul “Mengenal Kitab Fathu Al-Qorib, Syarah Matan Abu Syuja’”.
Akan tetapi, beda halnya jika disebut kitab “Minhaj Ath-Tholibin” karya An-Nawawi. Jika disebut kitab ini kebanyakan malah langsung terbayang sebagai kitab level tinggi yang tidak mudah dicerna. Meskipun kitab “Minhaj Ath-Tholibin” sebenarnya juga berbentuk mukhtashor yang bahkan lebih lengkap dan lebih kredibel dalam mencerminkan pendapat mu’tamad mazhab Asy-Syafi’i daripada “matan Abu Syuja’”, tetapi harus diakui kepadatan istilah dan kompleksitas maknanya memang membuat kitab ini tidak mudah “ditelan” langusng oleh pelajar pemula. Orang perlu wawasan yang lebih luas terkait pendapat mu’tamad mazhab jika ingin mengajarkan kitab ini. Oleh karena itu, banyak sekali kitab syarah yang dikarang untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman atas kandungan berharga kitab ini. Nah, salah satu kitab syarah ringkas untuk kitab “Minhaj Ath-Tholibin” yang mudah ditelaah dan memiliki sifat yang mirip dengan kitab “Fathu Al-Qorib” adalah kitab “As-Siroj Al-Wahhaj” karya Al-Ghomrowi. Kitab inilah yang akan kita ulas dalam resensi kali ini.
Oleh pengarangnya, kitab ini dinamai “As-Siroj Al-Wahhaj”. Nama lengkapnya “As-Siroj Al-Wahhaj Syarhu Matni Al-Minhaj” (السراج الوهاج شرح متن المنهاح). Makna “siroj” adalah pelita. Makna “wahhaj” adalah menyala-nyala. Dari judulnya sudah tampak bahwa kitab ini ditulis sebagai syarah dari kitab populer An-Nawawi yang bernama “Minhaj Ath-Tholibin”. Pemilihan kata pelita yang menyala-nyala menunjukkan pengarang menginginkan karyanya bisa menjadi pelita dan panduan yang jelas bagi kaum muslimin yang ingin memahami kitab berharga An-Nawawi itu.
Pengarangnya bernama Al-Ghomrowi (الغمراوي). Sayang sekali, tidak banyak data tercatat terkait riwayat hidup beliau. Az-Zirikli dalam Al-A’lam pun tidak menuliskan biografi beliau. Nama lengkap beliau Muhammad Az-Zahri Al-Ghomrowi. Kita mengenalnya sebagai ulama mazhab Asy-Syafi’i, lulusan Al-Azhar yang juga dikenal sebagai editor untuk percetakan “Al-Maimaniyyah” yang kemudian menjadi percetakan “Mushthofa Al-Baby Al-Halaby”. Beberapa hasil kerja editing beliau di antaranya “Musnad Ahmad” tahun 1313 H, “Al-Fatawa Al-Kubro” karya Ibnu Hajar Al-Haitami tahun 1308 H, “Kanzu Al-‘Ummal” karya Al-Muttaqi Al-Hindi, “Ithafu As-Sadah Al-Muttaqin” karya Murtado Az-Zabidi, “Al-Mufrodat” karya Ar-Roghib Al-Ashfahani, dan lain-lain. Kita juga mengenal beliau sebagai pensyarah kitab “Umdatu As-Salik wa ‘Uddatu An-Nasik” dalam karya yang berjudul “Anwaru As-Salik” yang sudah saya buatkan catatannya dalam artikel berjudul “Mengenal Kitab “Umdatu As-Salik” Karya Ibnu An-Naqib”.
Adapun motivasi penulisan kitab “As-Siroj Al-Wahhaj” ini, Al-Ghomrowi menuliskannya dalam muqoddimah. Beliau menerangkan, awal mula dituliskannya syarah ini adalah atas permintaan Mushthofa Al-Baby Al-Halaby untuk diterbitkan. Al-Ghomrowi menuliskan kecamuk hatinya saat itu, “Untuk membuat syarah terhadap kitab sehebat “Minhaj Ath-Tholibin” yang bisa memenuhi haknya, ada dua kemungkinannya, syarah panjang lebar berjilid-jilid yang berat ditelaah secara sempurna atau syarah ringkas yang malah menjadi susah dipahami. Dua kemungkinan tersebut untuk zaman sekarang benar-benar akan menjadi pilihan yang sulit mengingat lemahnya “himmah” (semangat) orang yang belajar mazhab Asy-Syafi’i. Oleh karena itu, Al-Ghomrowi berniat memenuhi permintaan Al-halaby dengan menulis sebuah kitab syarah yang posisinya berada di tengah-tengah dua pilihan hal yang menyulitkan tadi. Al-Ghomrowi merancang syarahnya bersingkat ringkas, tapi bahasanya dibuat mudah sehingga disebut beliau sebagai “syarhun lathif”. Penulisan “As-Siroj Al-Wahhaj” selesai pada tanggal 23 Rabi’u Ats-Tsani tahun 1337 H.
Adapun cara mensyarahnya, sebelumnya telah saya singgung bahwa kitab ini mirip dengan kitab “Fathu Al-Qorib”. Lafaz yang diperkirakan perlu dhobth oleh Al-Ghomrowi dijelaskan dhobthnya. Lafaz yang diperkirakan perlu penjelasan makna, disebutkan sinonimnya atau ungkapan yang bisa mengurai kesamarannya. Jika sebuah lafaz memiliki makna bahasa dan makna istilah, maka keduanya diterangkan. Al-Ghomrowi tidak melakukan tafri’at dan dalam mensyarah hanya membatasi pada masalah fikih seperti yang disebutkan oleh An-Nawawi.
Jika ada hadis yang berhubungan dengan obyek yang disyarah, maka Al-Ghomrowi hanya memyebut mukhorrijnya tanpa matannya. Tidak ada penyebutan dalil dan ta’lil dalam syarah ini. Singkatnya, jika orang membaca kitab ini, maka dia akan teringat gaya yang dipakai Ibnu Qosim Al-Ghozzi dalam “Fathu Al-Qorib” saat mensyarah “Matan Abu Syuja’“.
Sejumlah penerbit tercatat pernah mencetaknya. Di antaranya yang tertua adalah penerbit “Mushthofa Al-Baby Al-Halaby tahun 1352/1934, kemudian penerbit “Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah” di di Beirut cet.6 tahun 1430 H/2009, “Syarikatu At-Turots Al-Barmajiyyat” tahun 2010, “Maktabah Al-Mutsanna” di Baghdad, “Mu-assasatu Al-Kutub Ats-Tsaqoyiyyah”, “Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah”, “Dar Al-Ma’rifah” di Beirut: Libanon,, “Dar Al-Fikr”, “Dar-Al-Jil”, dan lain-lain.
“Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah” di Beirut mencetak kitab “As-Siroj-Al-Wahhaj” pada tahun 2009 dengan ketebalan 599 halaman atas jasa tahqiq Abdul Ghoni Mistu.
Tahun wafat Al-Ghomrowi tidak diketahui dengan pasti. Yang jelas beliau wafat setelah tahun 1337 H.
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين
One Comment
fulan
terimakasih ulasannya