Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Adakah peluang Lailatul Qodar jatuh pada tanggal 25 Ramadan?
Tentu saja ada.
Dasarnya adalah keumuman hadis-hadis Nabi ﷺ yang memerintahkan untuk menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadan. Tanggal 25 termasuk salah satu dari hari-hari 10 terakhir bulan Ramadan itu, jadi dimungkinkan Lailatul Qodar jatuh pada tanggal tersebut.
Lagipula Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa malam yang paling diharapkan menjadi lailatul Qodar pada 10 malam terakhir Ramadan adalah malam-malam witir/ganjilnya. Tanggal 25 termasuk malam ganjil, jadi peluang menjadi Lailatul Qodar termasuk besar.
Apalagi jika memakai kaidah Al-Ghozzali. Menurut beliau, jika awal Ramadan jatuh pada hari kamis, maka Lailatul Qodar jatuh pada tanggal 25. Awal Ramadan tahun ini jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018, jadi tanggal 25 adalah tanggal yang sangat diharap menjadi Lailatul Qodar. As-Sayyid Al-Bakri menulis,
“Al-Ghazzali dan yang lainnya berkata, ‘Malam (lailatul qodar) itu diketahui dengan hari pertama bulan tersebut (Ramadan) jika hari pertama adalah hari…(dan seterusnya sampai kalimat)…Kamis, maka lailatul qodar adalah malam ke duapuluh lima…” (I’anatu Ath-Tholibin, juz 2 hlm 290)
Lebih dari itu dalam kajian dalil ternyata memang ada ulama yang berpendapat Lailatul Qodar setiap tahun akan jatuh pada tanggal 25 Ramadan.
Di antaranya adalah Abu Bakrah, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam Fathu Al-Bari,
“…Pendapat ke-19 (mengatakan), lailatul qodar itu adalah malam ke-25. Ibnu Al-‘Arabi menyebutkannya dalam kitab Al-‘Aridhah. Ibnu Al-Jauzi menisbatkannya pada Abu Bakrah dalam kitab Al-Musykil…” (Fathu Al-Bari, juz 4 hlm 264)
Argumentasi pendapat ini adalah sebagai berikut.
Al-Qur’an menyebut secara lugas bahwa ia diturunkan di bulan Ramadan. Allah berfirman,
“…bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran…” (Q.S. Al-Baqarah: 185)
Lebih spesifik lagi, dalam surat Ad-Dukhan disebutkan bahwa maksud diturunkan di bulan Ramadan adalah pada satu malam tertentu yang disifati sebagai malam yang diberkahi. Allah berfirman,
“…sesungguhnya Aku menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi…” (Q.S. Ad-Dukhon: 3)
Lebih definitif lagi, Allah menyebut malam yang penuh berkah itu dengan nama Lailatul Qodr. Allah berfirman,
“…Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qodar…” (Q.S. Al-Qodr: 1)
Sampai di sini bisa dipahami bahwa Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadan, pada suatu malam yang penuh berkah dan malam tersebut diberi nama Lailatul Qodar.
Pertanyaannya, tanggal berapakah malam turunnya Al-Qur’an itu?
Ahmad meriwayatkan dalam sebuah hadis yang dihasankan oleh Al-Albani bahwa Al-Qur’an turun setelah berlalu 24 hari di bulan Ramadan. Artinya, Al-Qur’an turun pada malam ke-25. Ahmad meriwayatkan,
عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“dari Watsilah bin Al Asqa’ sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Suhuf (lembaran) Ibrahim alaihissalam diturunkan pada awal malam Ramadan. Taurat diturunkan setelah berlalu enam hari bulan Ramadan, Injil (diturunkan) setelah berlalu tiga belas hari bulan Ramadan. Al Furqan/Al-Qur’an (diturunkan) setelah berlalu dua puluh empat hari bulan Ramadan.” (H.R.Ahmad)
Al-Halimi sebagaimana dikutip Al-Baihaqi menjelaskan bahwa maksud diturunkan setelah berlalu 24 hari bulan Ramadan adalah malam ke-25. Al-Baihaqi berkata,
“…Al-Halimi rahimahullah berkata; Beliau (Rasulullah ﷺ) memaksudkan malam ke-25…” (Syu’abu Al-Iman, juz 3 hlm 522)
Dalil lain yang menguatkan bahwa Lailatul Qodar jatuh pada malam ke 25 adalah perintah Rasulullah ﷺ untuk mencari Lailatul Qodar pada malam kelima dari 10 hari terakhir bulan Ramadan. Muslim meriwayatkan,
“dari Abu Sa’id Al Khudri radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah ﷺ pernah I’tikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan Ramadan untuk mencari Lailatul Qadr sebelum hal itu diwahyukan pada beliau. Setelah sepuluh malam pertengahan itu berlalu, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk dibuatkan tenda, tetapi kemudian dibongkar. Kemudian diwahyukan kepada beliau bahwa Lailatul Qadr ada pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, lalu beliau memerintahkan untuk dibuatkan tenda lagi untuk didirikan kembali. Kemudian beliau keluar dan menemui orang-orang dan bersabda: “Wahai sekalian manusia, sungguh, telah diwahyukan kepadaku tentang Lailatul Qadr, dan aku keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang hal itu. Namun ada dua orang yang bertengkar sedangkan mereka ditemani oleh syetan sehingga aku dibuat lupa kapan Lailatul Qadr. Maka carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, carilah Lailatul Qadr pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dalam sepuluh malam terakhir itu).” (H.R. Muslim)
Dalam hadis di atas, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk mencari lailatul Qodar pada malam ke sembilan, ketujuh, dan kelima. Maksud malam ke-9 adalah malam ke-21, malam ke-7 adalah malam ke-23, dan malam ke-5 adalah malam ke-25.
Jadi malam ke-25 adalah salah satu malam yang direkomendasikan Rasulullah ﷺ untuk diharapkan jatuh Lailatul Qodar.
Selain itu, dalam riwayat Abu Dawud Rasulullah ﷺ disebutkan beribadah sungguh-sungguh pada malam 25 sampai tengah malam. Abu Dawud meriwayatkan,
“Dari Abu Dzar , dia berkata; “Kami pernah berpuasa Ramadan bersama Rasulullah ﷺ, dan beliau tidak pernah mengerjakan salat malam bersama kami dalam bulan Ramadan itu sampai tersisa tujuh malam. Maka (di malam ketujuh tanggal 23 Ramadan) beliau salat malam mengimami kami sampai berlalu sepertiga malam. Ketika tiba malam keenam (yakni tanggal 24 Ramadan) beliau tidak mengimami kami salat Malam. Ketika tiba malam kelima (yakni tanggal 25 Ramadan), beliau salat malam mengimami kami hingga tengah malam berlalu. Aku (Abu Dzarr) berkata; “wahai Rasulullah, alangkah baiknya sekiranya engkau menambahi lagi salat malam ini.” Abu Dzar berkata; Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya apabila seseorang salat (malam) bersama imam hingga selesai, maka akan dicatat baginya seperti bangun (untuk mengerjakan salat malam) semalam suntuk.” (H.R. Abu Dawud)
Atas dasar ini, lailatul qodar bisa juga diharapkan jatuh pada malam ke-25 bulan Ramadan.
***
Muafa
23 Ramadan 1438 H