Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Apa yang Anda siapkan untuk menjalani Ramadan tahun ini?
Usul:
Kita mendaftar seluruh kelemahan kita dalam din,
lalu kita urutkan mulai dari yang paling ringan sampai yang paling buruk,
lalu kita bertekad membenahi SATU saja kelemahan yang paling parah.
Dengan mengkombinasi 3 hal: Amalan salat, Murāqabah, dan doa Nabi ﷺ.
Fokus membenahi satu kelemahan lebih bermanfaat daripada membenahi banyak kelemahan tapi tidak ada yang maksimal.
***
Contoh praktis:
Misalnya kita merasa kelemahan, aib dan kekurangan paling parah adalah sulit mengontrol amarah.
Berarti selama satu bulan Ramadan, kita bertekad untuk melenyapkan sifat buruk gampang marah tersebut. Kita jadikan bulan Ramadan sebagai “kawah candradimuka” dan tempat penggemblengan untuk mendadar jiwa kita, melatihnya, mencambuknya, dan mendisiplinkannya supaya hilang akhlak buruk tersebut dan diganti dengan sifat sabar yang mulia.
Lalu kita mulai menanganinya dengan mengkombinasikan 3 amalan: Salat, murāqabah, dan doa.
***
SALAT
Saat kita melakukan salat wajib, fokuslah betul setiap kali sampai pada bacaan ayat yang berbunyi,
Artinya,
“Berilah kami petunjuk jalan yang lurus.”
Saat sampai bacaan itu, kita menghadirkan dalam hati perasaan minta kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan menghiba-hiba supaya diberi petunjuk bagaimana cara mengendalikan emosi. Kita minta petunjuk dan bantuan supaya memiliki sifat sabar sebagaimana dimiliki para kekasih Allah.
Setelah selesai salat maka kita melakukan murāqabah.
MURĀQABAH
Maksud murāqabah adalah pengawasan.
Setelah selesai salat, maka kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Sebab ada jaminan dalam hadis, bahwa Allah pasti mengabulkan doa hamba yang meminta petunjuk melalui salat ketika membaca surah Fatihah.
Hanya saja, Allah mengabulkan permintaan kita supaya punya sifat sabar itu bukan dengan cara menuangkannya langsung dalam hati kita, lalu seketika menjadi fitrah seumur hidup.
Allah memberi kita sifat sabar melalui ujian.
Begitu dikasih ujian, lalu ingat sedang diuji, lalu berusaha menahan emosi, lalu berhasil melewatinya, maka lama-lama itu akan menjadi kebiasaan dan akhlak.
Jadi agenda berikutnya setelah selesai salat adalah melakukan MURĀQABAH DI ANTARA 2 WAKTU SALAT. Artinya, kita mengawasi kejadian apapun yang menguji emosi di antara dua waktu salat dalam rangka melatih kesabaran yang ingin kita capai.
Misalnya selesai salat Subuh.
Berarti kita mengawasi kejadian apapun yang mungkin memicu emosi di antara waktu Subuh sampai Zuhur.
Apapun mungkin bisa memicu emosi. Mungkin saja istri, suami, anak, hewan piaraan, tetangga, alat ngadat, customer tidak punya sopan santun, SMS tawaran pinjol, komentar “sengak” dalam media sosial, orang utang tidak bayar tepat waktu, dan lain-lain.
DOA
Begitu datang ujian yang memicu emosi itu, dan sudah mulai muncul gelegak amarah dalam hati kita, maka kita menahannya sambi mengucapkan doa yang diajarkan Nabi ﷺ untuk membenahi agama kita. Yakini doa yang berbunyi,
Artinya,
“Ya Allah benahilah dinku (pelaksanaanku dalam menjalani agama) yang dengannya terjaga urusanku.”
Terus kita baca berulang-ulang sampai emosi kita menjadi reda dan hati kita menjadi dingin…
Jika berhasil, maka kita mengucapkan kalimat syukur, “alhamdulillah”. Dengan harapan, Allah menambahi lagi kita nikmat petunjuk dan kekuatan din, karena kita berhasil menysukurinya. Sebab Allah berjanji akan menambahi nikmat jika kita pandai bersyukur.
***
Seberapa banyak kita melatih mengendalikan emosi di setiap waktu antar 2 waktu salat itu?
Tidak ada batasan khusus sebenarnya.
Tapi bisa kita coba target minimal 8 kali menahan emosi di setiap jarak waktu di antara 2 waktu salat misalnya.
Perhitungannya: karena salat wajib dilakukan sebanyak 5 kali, maka target minimal 8 kali akan membuat kita menahan emosi sehari minimal 40 kali.
Nampaknya ujian emosi tidak akan sebanyak itu dalam sehari. Jadi, penetapan target 8 kali setiap jarak di antara 2 salat itu hanya untuk menambah kekuatan dan semangat untuk mendidik jiwa kita saja.
***
Jika konsisten dilakukan terus setiap hari selama bulan Ramadan, kita opitimis sifat sabar bisa kita raih dan menjadi akhlak kita. Tentu saja atas nikmat, izin dan taufiq Allah.
CATATAN
Kelemahan sulit mengontrol amarah yang dicontohkan dalam tulisan di atas juga bisa dicoba untuk menghilangkan kelemahan lain seperti:
- Senang nggosip
- Suka memaki
- Kecanduan HP
- Malas bangun pagi
- Sulit menjaga mata
- Senang pamer
- Terfitnah cinta
- Gampang suuzan
- Suka bohong
- Gampang mengingkari janji
- dll
Sesuai kondisi masing-masing.
29 Sya’bān 1444H/ 22 Maret 2023 pukul 10.46