Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Di kalangan para ilmuwan, dilihat dari sisi caranya hidup, tawon itu ada dua macam. Jenis pertama adalah tawon yang banyak menghabiskan waktunya sendirian. Ia seperti “introver”, “tertutup”, suka menyendiri, cari makan sendiri dan tidak suka bersosialisasi. Tawon seperti ini dinamakan dengan istilah Solitary Wasp (tawon soliter). Ada juga jenis tawon yang suka bersama-sama. Mereka menghabiskan waktu bersama tawon yang lain, berkumpul dengan teman-temannya, mencari makan bareng, membangun sarang bareng, berbagi tugas dan senang bersosialisasi. Tawon jenis ini diistilahkan dengan nama Social Wasp (tawon sosial).
Untuk tawon yang gemar menyendiri itu, ada satu perilakunya yang menarik dan unik. Tawon jenis ini, jika ada satu betina yang hendak bertelur, maka dia akan meletakkan sejumlah telurnya pada sebuah lubang kecil di tempat tertentu. Pada lubang kecil itu, induk tawon akan menyediakan sejumlah ulat hidup dengan maksud ulat itu akan menjadi makanan bagi tempayak/bayi tawon yang menetas kelak di suatu waktu.
Uniknya, tawon-tawon penyendiri ini secara mengherankan menyiapkan ulat hidup dengan jumlah konstan yang tidak berubah. Ada jenis tawon penyendiri yang selalu menyediakan ulat sebanyak 5 ekor, ada yang 12 ekor, dan ada yang sampai 24 ekor. Seakan-akan masing-masing tawon itu punya kemampuan mengenali bilangan sehingga tidak sampai keliru dalam menyediakan jumlah ulat, tidak lebih dan tidak kurang.
Lebih ajaib dari itu adalah jenis tawon penyendiri yang dinamakan Genus Eumenus.
Tawon jenis ini, jantannya memiliki ukuran yang jauh lebih kecil daripada betinanya. Saat induk tawon jenis ini meletakkan telur-telurnya pada lubang yang disiapkan menjadi sarang, di sana ada dua gejala ajaib yang tidak bisa ditafsirkan dengan penjelasan logis oleh para ilmuwan sampai hari ini.
Pertama, induk tawon itu seperti tahu telur mana yang akan menetas menjadi tawon jantan dan mana yang akan menetas menjadi tawon betina. Seakan-akan ia memiliki alat USG canggih dalam tubuhnya sehingga sanggup mengidentifikasi apakah telur yang dikeluarkannya akan muncul sebagai tawon jantan ataukah betina.
Kedua, induk tawon itu memberi masing-masing telur (berdasarkan pengetahuannya akan jadi jantan ataukah betina) stok persedian makanan berupa ulat hidup sesuai dengan jenis kelamin masing-masing tawon itu. Oleh karena tawon jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada tawon betina, maka persediaan makanan untuk calon bayi tawon jantan jumlahnya lebih sedikit daripada persediaan makanan untuk calon bayi tawon betina. Tawon jantan disiapkan 5 ulat, tawon betina disiapkan 10 ulat. Seakan-akan induk tawon ini juga punya kemampuan menghitung yang membuatnya tidak salah dalam menyiapkan jumlah makanan yang cukup untuk calon bayi-bayinya.
Dua keajaiban ini hanya disebut para ilmuwan sebagai mysterious way karena belum bisa menjelaskan mengapa mereka bisa memiliki kemampuan dan perilaku seperti itu.
Subhanallah!
Maha Suci Zat yang memberinya insting dan “ilham” ajaib seperti ini,
{سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى} [الأعلى: 1 – 3]
Artinya,
1. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,
2. Yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).
3. Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
Credit: Dantzig, Tobias. 2005. Number The Language of Science. New York: Pi Press Hlm 3