Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Di antara contoh salah kaprah istilah adalah penyebutan jin qorin.
Orang menyangka bahwa ada jin yang punya nama qorin, atau ada jenis jin yang disebut qorin sehingga disebut jin qorin.
Padahal qorin (اْلقَرِيْنُ) itu kata sifat, maknanya (ORANG) YANG MENYERTAI/MENEMANI.
Jika seorang wanita pergi umrah ditemani suaminya, maka suaminya boleh disebut suami qorin!
Suami yang umrah ditemani istri, maka istri juga boleh disebut istri qorin!
Jadi, dalam bahasa Arab, diksi qorin ini bisa dipakai untuk apa pun yang MENEMANI atau menyertai kita.
Bisa dipakai untuk manusia, malaikat maupun jin.
Karena itu, jika disebut jin qorin, maka agar tidak salah paham lalu menyangka ada jenis jin yang disebut qorin, atau nama jin yang dinamakan jin qorin, maka boleh juga kita sebut MANUSIA QORIN dan MALAIKAT QORIN.
Boleh juga kita menyebut qorin jin, qorin manusia, qorin malaikat. Maknanya adalah manusia, atau jin, atau malaikat yang sering atau senantiasa menemani kita kemana pun kita pergi dan di mana pun kita berada.
Contoh dalam Al-Qur’an, qorin yang bermakna manusia ada dalam ayat ini,
Artinya,
“Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) pernah mempunyai seorang qorin/teman.” (Q.S. al-Ṣaffāt: 51)
Contoh dalam Al-Qur’an, qorin bermakna setan/jin,
Artinya,
“Qorin (Setan/jin) yang menyertainya berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (Q.S. Qāf: 27)
Contoh dalam Al-Qur’an, qorin bermakna malaikat,
Artinya
“Qorin (Malaikat) yang menyertainya berkata, “Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.” (Q.S. Qāf: 27)
***
Jadi, tidak benar jika dibayangkan ada jenis jin khusus namanya jin qorin.
Qorin itu kata sifat, bukan isim ‘alam/proper noun. Bisa berlaku pada makhluk apa pun baik manusia, jin maupun malaikat.
Makhluk yang menyertai manusia itu ada yang ditugasi Allah untuk mencatat amal manusia dan menegur manusia jika hendak bermaksiat dan itu adalah malaikat.
Ada juga makhluk yang merupakan keturunan Iblis, yang ditugasi Iblis untuk membantunya menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya. Keturunan Iblis ini disebut jin sebagaimana keturunan Adam disebut manusia.
Jin yang mengikuti jalannya Iblis disebut setan sementara yang mengikuti jalan Allah dan beriman kepada para rasul adalah jin mukmin.
Walaupun setan itu prinsipnya adalah tentara Iblis, tapi sebagaimana manusia, maka dia mukallaf juga yang ada potensi untuk bertobat. Karena itulah ada riwayat setan yang ditugasi Iblis untuk menemani Rasulullah ﷺ dan menyesatkan beliau ternyata malah kalah dan justru masuk Islam!
07 November 2024 / 5 Jumadil Awal 1446 pada 08.31