Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin).
Barang siapa pernah ditimpa sakit demam dan atau sakit kepala, maka bergembiralah. Karena ada hadis Nabi ﷺ yang mengabarkan bahwa yang tidak pernah demam dan tidak pernah sakit kepala penduduk neraka. Artinya, demam dan sakit kepala adalah ciri calon penghuni surga. Al-Ḥākim meriwayatkan,
Artinya,
“Dari Abu Hurairah ia berkata: “Ada seorang arab badui menemui Rasulullah ﷺ, maka Rasulullah ﷺ bertanya: “Apakah kamu pernah terkena Ummu Mildam?” Orang badui itu menjawab seraya bertanya: “Apa itu Ummu Mildam?” Beliau menjawab: “rasa panas yang ada di antara kulit dan daging.” Orang badui itu berkata: “Aku tidak pernah mengalaminya sama sekali.” Beliau bertanya lagi: “Apakah kamu pernah tertimpa Ṣudā‘?.” Orang badui itu bertanya: “Apa itu Ṣudā‘?” Beliau bersabda: “Rasa sakit di kepala yang dirasakan oleh manusia.” Orang badui itu berkata: “Aku tidak pernah mengalaminya sama sekali.” Tatkala Orang badui itu pergi Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang ingin melihat seorang dari penghuni neraka, maka lihatlah orang badui ini.” (H.R. Al-Ḥākim)
Hadis di atas disahihkan al-Ḥākim dan disetujui al-Żahabī. Al-Albanī menyatakan sanadnya hasan. Al-Bukhārī juga meriwayatkannya dalam al-Adab al-Mufrad dengan sanad sahih. Demikian pula Ahmad dalam Musnad-nya, Hannād dalam kitab al-Zuhdu, al-Nasā’ī dalam al-Sunan al-Kubrā, al-Bazzār dalam Musnad-nya dan lain-lain.
Ibnu Rajab berkata,
Artinya,
“Sakit kepala adalah di antara tanda orang beriman dan tanda penghuni surga.” (Laṭā’if al-ma‘ārif hlm 105)
Sakit kepala adalah sakitnya Rasulullah ﷺ. Kadang ujian sakit kepala itu beliau alami berhari-hari. Demikian cenut-cenutnya kepala beliau sampai-sampai pernah beliau mengeluarkan suara kesakitan dan mengatakan “Wā ra’sāh” (aduh, sakit kepalaku). Demikian berat sakit kepala beliau, pernah juga beliau berpidato dengan mengikat kepala memakai kain. Bukan hanya Rasulullah ﷺ yang diuji sakit kepala. Istri beliau yang paling tercinta setelah Khadijah, yakni ‘Asiyah juga pernah terkena sakit kepala berat sampai beliau mendesis kesakitan, “Wā ra’sāh” sebagaimana diriwayatkan dalam ṣaḥīḥ al-Bukhārī.
Hanya saja patut dicatat, orang sakit kepala dan atau demam yang menjadi calon penghuni surga adalah mereka yang bisa tabah (ṣabr) dan tidak mengeluh dengan ujian Allah itu. Dia rela dengan ujian tersebut dan ber-iḥtisāb seraya mengharap dosa-dosanya diampuni dan diganjar dengan surga. Adapun mereka yang diuji demam dan atau sakit kepala lalu mengeluh, tidak terima ujian Allah, menyalahkan Allah dan malah memaki takdir, maka mereka tidak mendapatkan janji ini. Malahan dia melakukan dosa besar karena tidak rida dengan ketentuan Allah.
Wallāhu a‘lam.
***
1 Żulqa‘dah 1442 H