Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Terkadang ada sebagian hamba Allah yang diberi nur dan ilham dalam hatinya sehingga bisa melahirkan tulisan-tulisan yang sangat bagus, analisis tajam, padat ilmu, inspiratif dan mengubah hidup orang. Bisa juga nur ilmu itu bukan berbentuk tulisan, tapi berupa ceramah yang berbobot.
Banyak yang memuji ilmunya, ketepatan pendapatnya, dan kedalaman pembahasannya.
Tetapi, sesekali Allah membiarkan dia tergelincir, melakukan kesalahan, dan melakukan kekeliruan. Kesalahan itu mungkin hanya minor saja. Bukan kesalahan berat, apalagi sampai level sesat. Tapi yang demikian itupun kadang sudah cukup membuatnya dibully habis-habisan.
Sesekali Allah juga membiarkan sejumlah orang jahil melecehkan kehormatannya, menghinanya dan memakinya.
Sesekali Allah juga membiarkan para pendengki menyinyirinya, berusaha merusak citranya dan mencari-cari kesalahannya. Pendengki ini bisa saja muncul dari kalangan awam dan bisa juga muncul dari kalangan mereka yang dinisbahkan pada ilmu.
Yang demikian itu di antara hikmah terpentingnya adalah agar hamba berilmu yang mendapatkan anugerah tersebut tidak punya kesempatan lagi untuk dimasuki perasaan ujub dalam hatinya. Juga agar dosa-dosanya diampuni dan derajatnya semakin ditinggikan.
Juga agar selalu rendah hati dan sadar bahwa semua karunia asalnya dari Allah. Agar selalu mawas diri bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang bisa salah. Agar selalu ingat bahwa yang diperjuangkan hanyalah kebesaran Nama Allah saja, bukan kebesaran nama dirinya. Agar selalu sadar bahwa dibalik ujian yang tidak mengenakkan, di sana ada pendidikan akhlak yang luar biasa dari Allah.
Alangkah indahnya rahmat dan perbuatan Allah.
Di balik luka, di sana ada anugerah mulia.
Dibalik empedu, di sana ada madu.
Al-Ḥasan al-Baṣrī berkata,
لَوْ كَانَ الرَّجُلُ يُصِيبُ وَلَا يُخْطِئُ وَيُحْمَدُ فِي كُلِّ مَا يَأْتِي دَاخَلَهُ الْعُجْبُ». [«الآداب الشرعية والمنح المرعية» (1/ 47)]
Artinya,
“Seandainya seseorang benar terus tidak pernah salah dan selalu dipuji dalam segala hal yang muncul darinya, niscaya ujub akan merasuk pada dirinya” (Al-Ādāb al-Syar‘iyyah, juz 1 hlm 47)
26 Ramadhan 1443 H/ 28 April pukul 16.38