Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Rasulullah ﷺ bersabda,
Artinya,
“Jagalah Allah, pasti Allah akan menjagamu.” (H.R.al-Tirmiżī)
Di antara tafsir yang cukup menakutkan terkait hadis ini adalah sebagai berikut.
Orang yang di masa mudanya tidak menjaga hak-hak Allah, sering menggunakan anggota tubuhnya untuk bermaksiat kepada Allah, maka di masa tuanya Allah tidak akan menjaganya, menelantarkannya, dan menghinakannya.
Sebaliknya, orang yang dimasa mudanya menjaga serius hak-hak Allah, sedapat mungkin menjaga tubuhnya agar tidak dipakai untuk bermaksiat kepada Allah, maka di masa tuanya Allah akan mengurusnya, menjaganya, dan memuliakannya dengan cara menggerakkan hati sebagian hamba-Nya untuk mengurusnya. Entah yang mengurus nanti anak kandungnya, anak adopsinya, atau bahkan orang lain.
Ada sebagian orang saleh di masa generasi salaf yang melihat seorang laki-laki tua renta yang sedang mengemis, lalu beliau berkomentar,
Artinya,
“Sesungguhnya orang ini menyia-nyiakan hak Allah di masa mudanya, maka Allah menyia-nyiakannya di masa tuanya.”
Jadi, orang yang beriman tidak pernah khawatir dengan masa tuanya.
Dalam mendidik anak dia juga tidak berniat investasi, yakni membaiki anak dengan harapan di masa tuanya sang anak menjadi ingat kebaikan orang tuanya dan berbakti kepadanya.
Saat mengadopsi anak sekalipun, dia juga tidak berniat mengamankan masa tuanya agar tidak terlantar, terhina, dan tidak ada yang mengurus.
Dia cukup bertakwa kepada Allah, menjaga hak-hak Allah sekuat tenaga, dan menjaga anggota tubuhnya supaya tidak bermaksiat kepada Allah. Dengan begitu dia yakin Allah-lah yang akan mengurusnya sebaik-baiknya di masa tuanya.
CATATAN
Tidak ada keterangan detail bagaimana orang saleh di masa generasi salaf itu bisa tahu penyebab bala’ lelaki pengemis tersebut. Tidak ada juga catatan bagaimana beliau begitu yakin bahwa kemiskinan dan kehinaan mengemis lelaki tersebut adalah dikarenakan maksiatnya di masa muda.
Mungkin saja itu didapatkan dari firasat, ilham atau ayat-ayat kauniyyah Allah yang lain.
Bisa jadi juga beliau adalah tetangga orang tersebut, atau teman masa mudanya, sehingga tahu persis masa muda lelaki tersebut, tahu bahwa dia tergolong mujāhir (terang-terangan dalam maksiat). Bisa jadi juga beliau sudah sering menasihati tapi ditolak mentah-mentah.
Jika yang terjadi adalah yang terakhir ini, berarti komentar tersebut adalah jenis persaksian bahaya maksiat dan penilaian yang didasarkan kepada ilmu setelah bukti-bukti yang diketahui mencapai taraf meyakinkan.
25 Jumada al-Ūlā 1444 H/19 Desember 2022 pukul 09.21