Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Di antara ciri wanita buruk adalah gampang mengeluh, tidak qana’ah, dan tidak pandai bersyukur.
Sudah begitu ia pelit dan tidak bisa memuliakan tamu.
Walaupun yang ia keluhkan sesuai kenyataan sebenarnya. Misalnya memang miskin dan menderita.
Wanita seperti ini tidak direkomendasikan Nabi Ibrahim untuk dijadikan istri, karena bisa mempengaruhi suami untuk gagal melewati ujian dari Allah.
Pada saat Nabi Ibrahim berbincang dengan istri nabi Ismail, lalu Nabi Ibrahim bertanya keadaan rumah tangga mereka, wanita itu menjawab,
Artinya,
“’Kami berada dalam keburukan. Kami berada dalam kesempitan hidup dan kondisi berat’. Lalu wanita itu mengeluh kepada nabi Ibrahim.” (H.R. al-Bukhārī)
Nabi Ibrahim pun memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya itu.
***
Adapun sifat wanita yang baik, maka saat diuji dengan kehidupan yang berat, maka ia menonjolkan kebaikan Allah saat nafsu menggoda untuk menceritakan penderitaan, ujian dan kesusahan. Sifat seperti ini ada pada istri Nabi Ismail yang kedua setelah mencerai istrinya pertama yang berakhlak buruk. Saat nabi Ibrahim menanyakan keadaan rumah tangga mereka, wanita tersebut menjawab,
Artinya,
“’Kami berada dalam kebaikan dan keluasan.’ Lalu dia menyanjung Allah.” (H.R. al-Bukhārī)
Nah sifat seperti inilah yang dinamakan tahadduts bin ni’mah.
Yakni menonjolkan nikmat Allah saat hawa nafsu cenderung mengeluhkan takdir Allah.
Wanita dengan watak seperti inilah yang layak direkomendasikan jadi istri.
Sebab wanita demikian siap mengemban amanah besar. Siap menjadi istri orang besar. Dan siap melahirkan anak-anak yang akan menjadi orang besar.
13 Zulhijah 1444 H/ 1 Juli 2023 pukul 10.15