Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Merenungi kehidupan Hājar, istri nabi Ibrahim, saya kagum.
Beliau bersama Nabi Ibrahim hanya beberapa tahun saja sebagai suami-istri. Lalu, saat Ismā’il masih menyusu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim supaya membawa Hājar dan Ismāīl ke Mekah dan meninggalkan mereka di sana. Ini menunjukkan interaksi intensif dengan Nabi Ibrahim itu hanya beberapa tahun saja.
Walaupun demikian, dari masa bergaul dengan suami yang sangat singkat itu beliau sudah berhasil menyerap ilmu-ilmu penting dari suaminya sehingga saat ditinggal di Mekah, beliau bisa mendidik putra semata wayangnya sebaik-baiknya.
Pendidikan terbaik yang bahkan tidak melibatkan suami secara langsung untuk mengawasi tumbuh kembang putranya.
Ini menunjukkan Hājar adalah wanita beriman, salehah sekaligus cerdas.
Tahu bersuami orang hebat di sisi Allah lalu memanfaatkan pergaulannya sebaik-baiknya.
Hājar tidak terjebak pada kehidupan rumah tangga yang menonjolkan romantisme, uwu-uwu dan kemesraan sampai lalai menyerap ilmu, tapi justru memanfaatkan sebaik-baiknya bersuamikan Nabi Ibrahim untuk belajar ilmu dan adab.
Ilmu dan adab itulah yang diajarkan kepada Nabi Ismail, hingga beliau menjadi lelaki berkarakter kuat, saleh, berilmu, sangat berbakti kepada orang tua, pemimpin sekaligus seorang nabi!
Anda akan melihat karakter luar biasa pada Nabi Ismail saat diberitahu Nabi Ibrahim tentang mimpi menyembelihnya. Dengan tegas dan mantap Nabi Ismail siap.
Ini menunjukkan iman yang kuat, mengerti prinsip-prinsip wahyu, tahu mana wahyu mana bisikan setan, tahu mana nabi palsu dan mana nabi sejati, tahu bahwa ayahnya seorang nabi, punya sifat tabah dan tangguh luar biasa, mengerti hak Allah untuk disembah dan ditaati, cinta Allah melebihi cinta kepada ayah dan ibunya sendiri, siap berkorban nyawa demi meraih rida Allah dan banyak lagi sifat-sifat hebat lainnya.
15 Muharram 1445 H/ 2 Agustus 2023 pukul 09.22