Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Matanya biru, rambutnya pirang, kulitnya merah.
Salah satu tipikal lelaki ganteng di zaman sekarang.
Tapi dia adalah salah satu orang yang paling celaka yang diceritakan dalam Al-Qur’an karena menjadi wasilah dibinasakannya kaum Tsamūd secara keseluruhan.
Namanya Qudār.
Lengkapnya Qudār bin Sālif bin Junda’ (قُدَارَ بْنَ سَالِفِ بْنِ جُنْدَعٍ). Ibnu Katsīr berkata,
Artinya,
“Yang menangani pembunuhan unta tersebut adalah salah satu tokoh mereka yakni Qudār bin Sālif bin Junda’. Dia itu (berkulit) merah, (bermata) biru, dan (berambut) pirang.” (Qaṣaṣ al-Anbiyā’, juz 1hlm 154)
***
Suatu hari Nabi Ṣāliḥ mendakwahi kaum Tsamūḍ ditempat nongkrong mereka dengan penuh kegigihan. Mungkin karena bosan atau sudah jengkel atau sudah tidak punya argumentasi lagi untuk menjawab, mereka membuat tantangan,
“Kalau kamu memang utusan Allah, coba keluarkan unta dari batu ini.”
Kaum Tsamūd adalah kaum pemahat batu gunung.
Kemampuan desain arsitektur dan teknik sipil mereka di zaman itu mengagumkan. Sampai hari ini jejak-jejak rumah mereka di Madā’in masih bisa dilihat. Saya tunjukkan contohnya dalam gambar artikel ini.
Karena mereka ahli pahat dan ahli batu, tentu mereka tahu betul berbagai macam karakteristik batu, sifat-sifatnya, isinya, strukturnya dan lain-lain. Jadi, mereka juga tahu persis tidak mungkin ada unta bisa keluar dari batu. Oleh karena itu mereka minta bukti kebenaran Nabi ṣaliḥ sebagai utusan Allah dengan minta batu melahirkan unta. Yakni minta sebuah kejadian di luar nalar dan rasional yang jika dikabulkan maka itu bukti nyata bahwa Nabi Ṣaliḥ memang diberi kekuatan dari Allah, karena tidak ada manusia normal yang sanggup melakukan itu.
***
Lalu Nabi Ṣālih salat dua rakaat meminta mukjizat tersebut.
Allah mengabulkannya.
Begitu unta yang mereka minta di depan mata, terkejut luar biasa mereka.
Banyak yang menyatakan beriman.
Tapi mayoritas tetap menolak. Atau ragu.
Nabi Ṣālih mengingatkan bahwa unta itu ujian dari Allah.
Konsekuensinya besar.
Sebab jika mukjizat sudah diberikan dan masih tetap kufur, maka Allah akan bertindak keras.
Ujian dari Allah adalah minta supaya unta itu tidak diganggu.
Sehari adalah hak unta untuk meminum dari sumur mereka.
Sehari hak kaum Tsamūd.
Awalnya mereka masih mau menjalankan aturan tersebut, karena khawatir juga bahwa unta itu benar-benar dari Allah.
Tapi lama-lama mereka bosan dan merasa kehadiran unta itu sungguh memberatkan mereka untuk memenuhi kebutuhan suplai air.
Akhirnya para tokoh mereka bermusyawarah, kemudian bulat pendapat bahwa unta itu hanyalah trik dari Nabi Salih dan tidak ada gunanya lagi takut dengan ancaman.
Mereka memutuskan Qudār diamanahi untuk mengeksekusi pembunuhan unta.
Akhirnya Qudār melakukannya dan karena itulah Allah membinasakan kaum Tsamud dengan suara yang sangat keras.
15 September 2023/ 26 Safar 1445 H pukul 08:49