Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
“Memilih minimalis dalam menikmati dunia itu hakikatnya memperbesar bagian kenikmatannya di akhirat.”
Inilah yang bisa menjelaskan kenapa Rasulullah ﷺ di akhir hayatnya memilih hidup sederhana.
Walaupun harta beliau sebenarnya sangat banyak melalui mekanisme hak ganimah. Tetapi harta beliau segera disedekahkan dan malah seringkali beliau lapar karena tidak ada makanan.
Ini pula yang menjelaskan mengapa imam besar seperti Ahmad bin Hanbal lebih memilih hidup super minimalis dari sisi menikmati fasilitas duniawi, padahal berkali-kali beliau punya peluang untuk mendapatkan harta halal senilai miliaran rupiah.
Ini pula yang menjelaskan atsar Ibnu Umar yang menegaskan bahwa kesenangan halal dan mubah apapun di dunia itu sesungguhnya berdampak. Yakni mengurangi kenikmatan di akhirat dan menurunkan derajatnya. Ibnu Abī al-Dunyā meriwayatkan,
Artinya,
Dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Tidaklah seorang hamba memperoleh sebagian dunia, kecuali hal itu MENGURANGI DERAJATNYA DI SISI ALLAH, sekalipun ia mulia di sisi-Nya.” (Ibnu Abi Ad-Dunya dalam kitab Az-Zuhd hlm 142. Ibnu Hajar menukil penilaian Al-Mundziri bahwa sanadnya jayyid. AL-Albani menshahihkannya.)
Agar tidak salah paham catatan ini, monggo dibaca artikel pelengkap berikut ini,
https://irtaqi.net/2023/02/26/tiga-macam-zuhud/
https://irtaqi.net/…/apakah-memiliki-fasilitas-mewah…/
https://irtaqi.net/2023/07/11/prosentase-bersenang-senang/
7 Oktober 2023/ 22 Rabi’ul Awal 1445 H pukul 07:35