Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Rumusnya adalah NGAKU SALAH dan JUJUR.
Itu yang bisa memberi harapan untuk menjadi orang baik dan mendapatkan rahmat Allah.
Tidak usah mencari alasan dan membela diri.
Sebab orang yang gemar making excuses, suka pencitraan, senang melemparkan kesalahan kepada orang lain dan banyak beralasan, biasanya akan nyerempet kebohongan dan bahkan lama-lama akan enteng berbohong. Dampak terburuknya adalah dihukum Allah dengan tidak diberi taufik untuk menjadi baik.
Lihatlah Nabi Adam, karena beliau ngaku salah maka Allah jadi sayang kepada-Nya, memberinya ilmu dan memberinya taufiq. Beliau berdoa, “Rabbānā ẓalamnā anfusanā…” (Wahai Tuhan kami, kami zalim pada diri kami…)
Lihatlah nabi Yunus, karena mengaku salah, walaupun sudah sempat ditelan ikan paus maka Allah berkenan menyelamatkan beliau dari musibah. Doa nabi Yunus: “inni kuntu miẓẓālimīn” (Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim)
***
Sebaliknya lihatlah Iblis, karena tidak ngaku salah maka Allah melaknatnya selamanya dan mencegahnya untuk mendapatkan taufiq bertobat.
Lihatlah saudara-saudara Nabi Yusuf. Sudah niat tobat dan menjadi orang saleh, tapi tetap dihalangi Allah selama puluhan tahun karena belum ngaku salah dan memilih berbohong untuk melindungi citranya. Baru setelah ngaku salah ketika ketemu Nabi Yusuf di Mesir, Allah memberinya taufiq tobat.
Jadi tidak perlu gengsi ngaku salah.
Ngaku bodoh.
Ngaku zalim.
Sebab sifat itu yang dicintai Allah.
Sifat ini tidak mudah dilakukan, kecuali oleh orang yang visi hidupnya memang mengejar rida Allah.
8 November 2023/ 22 Rabi’u al-Tsānī 1445 H pukul 07.23