Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Tidak benar jika dikatakan bagian Muṣannaf ‘Abdur Razzāq yang hilang itu telah ditemukan.
Manuskripnya palsu dan versi cetakannya yang ditahkik ‘Īsā al-Ḥimyarī pun penuh skandal.
Di antara buktinya adalah ke-ngaco-an sanadnya.
Contohnya hadis No. 4.
Pemalsu India itu menyebut sanadnya begini: ‘Abdur Razzāq menerima hadis dari Ibnu Juraij dari Nāfi’ dari Ibnu Abbās. Teksnya tertulis begini,
Perhatikan cara pemalsu India ini dalam mengarang sanad. Dia membuat sanad dengan mata rantai ‘Abdur Razzāq- Ibnu Juraij-Nāfi’-Ibnu ‘Abbās.
Orang yang bergelut dengan hadis tidak akan pernah mendapati dalam periwayatan hadis manapun dengan sanad seperti ini.
Nampaknya si pemalsu hadis ini ingin meniru sejumlah sanad dalam Muṣannaf ‘Abdur Razzāq asli yang berbunyi,
Lalu dicomot sampai Nāfi’ kemudian Ibnu Umar di-replace dengan Ibnu ‘Abbās!
Orang awam ilmu hadis mungkin gampang tertipu jika pengetahuannya hanya kenal Ibnu Umar sama-sama Sahabat dengan Ibnu “Abbās. Tetapi ulama hadis betulan segera mengenal kepalsuan sanad ini karena tidak pernah dikenal ada sanad sahih seperti ini dalam sejarah periwayatan hadis.
***
Contoh lain hadis no. 13. Sanadnya ditulis Abdur Razzāq diberitahu oleh Yahyā bin Abī Zāidah dari Sulaimān bin Yasār lalu ke Abū Qilābah. Teksnya tertulis begini,
Ini sanad dusta. Tidak ada guru Abdur Razzāq yang bernama Yahyā bin Abī Zāidah.
Tanda pemalsuan yang lain adalah hadis di no. 22. Di sana dikatakan bahwa Abdur Razzāq meriwayatkan dari Mālik dari Yahyā bin Abī Zāidah, padahal Mālik tidak pernah meriwayatkan dari Yahyā bin Abī Zāidah.
(bersambung ke bagian 5)
25 Januari 2024/ 14 Rajab 1445 H pukul 21.03