Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa lebar telaga Nabi ﷺ di akhirat itu kira-kira seperti jarak antara kota Ailah (أَيْلَةَ) dengan kota Juhfah (الْجُحْفَةِ). Muslim meriwayatkan,
Artinya,
“Aku akan mendahului kalian ke telaga. Sesungguhnya lebar telaga itu sebagaimana (jarak) antara Ailah ke Juhfah.” (H.R. Muslim)
Kata Syauqī Abū Khalīl, kota Ailah pada zaman sekarang adalah kota ‘Aqabah yang terletak di sebelah selatan Yordania. Adapun Juhfah, maka dia adalah salah satu mīqāt untuk ihram. Lokasinya ada di utara Jedah, Saudi Arabia.
Data dari google menunjukkan jarak antara Juhfah dengan ‘Aqabah adalah 975,3 km. Jika ditarik garis lurus, maka jaraknya 826, 94 km.
Kira-kira Jakarta-Bondowoso.
Jadi, bayangkan lebar telaga Nabi ﷺ di akhirat itu seperti jarak antara Jakarta-Bondowoso.
Jika riwayat yang dipakai adalah yang menyebut jarak antara Ailah dengan Shan’a maka lebarnya lebih besar lagi. Perbedaan semua riwayat itu menunjukkan bahwa jarak yang disebut Rasulullah ﷺ hanyalah perkiraan pendekatan untuk mudah membayangkan. Bukan ukuran persisi di alam akhirat nanti.
***
Semoga kita termasuk umat Nabi ﷺ Muhammad yang diberi izin meminumnya. Karena siapa pun yang meminumnya maka dia tidak akan kehausan selamanya.
Kita hanya boleh berharap, tidak bisa memastikan.
Sebab ada orang-orang yang lahirnya seperti muslim, tetapi di akhirat nanti dilarang meminum telaga Rasulullah ﷺ dan diusir malaikat saat sudah mendekatinya!
Siapa yang akan diusir malaikat sehingga tidak bisa meminum telaga tersebut, walaupun posisinya sudah dekat, sudah dipanggil-panggil Nabi ﷺ, dan disangka Nabi ﷺ sebagai umatnya?
Mereka adalah orang-orang yang murtad dari Islam sepeninggal Nabi ﷺ, orang-orang munafik yang pura-pura Islam tetapi hatinya kafir, ahlul bid’ah, penguasa pendusta nan zalim dan pelaku dosa besar yang belum bertobat.
Nas’alullāhal ‘āfiyah wal mu’āfāt fiddunyā wal ākhirah.
6 Syawwal 1445 H/ 15 April 2024 pukul 05.10