Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Saya tahu fakta di lapangan, di mana banyak orang awam jahil yang membedakan rafa’ dan nashab saja tidak bisa, tapi dengan angkuhnya berbicara tentang “ilmu ma’rifat” dengan menyebut-nyebut Nur Muhammad, seolah-olah dia sudah menguasai seluruh ilmu Al-Qur’an, hadis nabi atau bahkan mencapai derajat mujtahid mutlak.
Gayanya seolah sudah menguasai ilmu ketuhanan tingkat tinggi, bicara thoriqot, hakikat, fana, baqā’, insan kamil, wahdatul wujud dan berbagai istilah yang mungkin terasa “keren” saat disebut.
Tapi kelakuannya sungguh menyedihkan. Pemalas, tidak bertanggung jawab, besar mulut, tidak amanah, berkhianat soal uang, terkena skandal dengan perempuan, suka pamer omongan, dan meremehkan orang-orang yang katanya masih “di tataran syariat”. Di sisi lain pengetahuan fikihnya hancur, bahkan banyak tidak salat, atau salat subuhnya setelah terbit matahari!
Agak janggal sebenarnya bagaimana ilmu yang mengklaim sebagai pembersih jiwa dan pembentuk akhlak rendah hati, tapi pengembannya punya pembawaan angkuh.
Artinya, fitnah akidah batil bernama Nur Muhammad ini sudah banyak yang masuk ke para awam. Bukan hanya lapisan intelektual.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban para ulama untuk menjelaskan kebatilannya, dengan maksud menasihati para magrūrīn ini.
Jadi saya setuju untuk membahas topik rawan ini untuk para awam.
Tentu dengan pembahasan yang disederhanakan agar awam cepat memahami di mana letak kebatilan dan bahayanya.
31 Agustus 2024 / 26 Safar 1446 pada 13.52