Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Menurut Anda, Khawarij itu siapa sebenarnya?
Saya lebih sepakat untuk mengidentifikasi Khawarij dari sisi kualitas nalarnya. Bukan semata-mata sikap politiknya.
Buktinya, Żul Khuwaishirah (ذُو الخُوَيْصِرَةِ).
Para ulama sepakat menjadikannya sebagai MBAH-nya khawarij. Padahal dia sudah ada di zaman Rasulullah ﷺ dan waktu itu belum punya sikap politik spesifik. Tapi Rasulullah ﷺ sudah memvonisnya dengan buruk dan me-nubuat-kan perbuatan buruk yang akan dia lakukan yang dikemudian hari dijadikan ulama sebagai ciri-ciri dan watak Khawarij.
Ringkasnya, siapapun yang nalarnya dalam beragama seperti Żul Khuwaiṣirah dan kawan-kawannya, yang memberontak khalifah Ali atau yang semisal dengan beliau, maka dialah Khawarij.
***
Bagaimana ciri khas Khawarij dari sisi nalar dan sikap beragama?
Ciri Khawarij itu yang menonjol dua: SEMANGAT DALAM BERAGAMA tapi BODOH.
Rasulullah ﷺ bersabda,
Artinya,
“Salah seorang di antara kalian meremehkan salatnya dibandingkan salat mereka dan puasanya dibandingkan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an tapi Al-Qur’an tidak melewati tulang selangka mereka.” (H.R. al-Bukhārī)
Maksud Al-Qur’an tidak melewati tulang selangka adalah Al-Qur’an dipahami secara dangkal seolah-olah hanya di lisan saja. Jangankan Al Qur’an masuk dari mulut menuju ke hati lalu meresap dan dipahami betul oleh hatinya, sekedar melewati tulang selangka saja tidak. Al-Qāḍī ‘Iyāḍ berkata,
Artinya,
“Sabda Nabi ﷺ ‘Lā yujāwizu tarāqiyahum’ adalah bentuk isti’ārah karena penguasaan mereka terhadap Al-Qur’an hanya gerakan lisan saja, tidak mentadaburinya dengan hati dan tidak berusaha memahami makna-maknanya.” (Ikmāl al-Mu’lim, juz 3 hlm 196)
***
Begitulah nalar Khawarij.
Bertabur dalil tapi jahil dan dangkal dalam memahami din.
Berbekal semangat, tapi bodoh.
Bukan mujtahid tapi berlagak seperti mujtahid.
Berbekal satu dua informasi yang belum divalidasi sudah berani bersikap dalam banyak hal.
Gampang mengkafirkan mukmin dan memusuhi orang Islam yang tidak sependapat dengannya.
Demikian bodohnya sampai Rasulullah ﷺ sendiri dikritik!
Demikian bodohnya sampai mujtahid mutlak dan calon penghuni surga seperti Ali bin Abi Ṭālib dikafirkan, pendukungnya dikafirkan dan berani menumpahkan darah muslim atas nama ayat “tidak ada hukum kecuali hukum Allah.”
Mereka membuat kelompok sendiri, membuat rujukan sendiri, mengangkat tokoh sendiri, tidak merujuk ulama mujtahid, anti imam-imam mazhab, lalu berani berfatwa dalam banyak hal atas nama dalil, atau atas nama berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan al-Sunnah.
Sangat percaya diri sebagaimana percaya dirinya Khawarij di masa lalu mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi ﷺ. Jangankan level kita, orang saleh seperti Ali, Usman, dan Umar bin Abdul Aziz saja juga dimaki-maki.
Tanda kebodohan mereka adalah jika bertemu dengan orang yang asli berilmu, maka terbungkam mereka tidak bisa menjawab. Maksimal hanya maki-maki. Seperti kisah perdebatan mereka dengan Ibnu ‘Abbās yang membuat mereka terbungkam dan akhirnya banyak yang bertobat.
Ekspresi menonjol kebodohan din ini di zaman dulu adalah memberontak pada ulil amri yang sah. Jadi itu hanya salah satu ekspresi kebodohan din mereka. Bukan definisi rigid paham mereka.
***
Kaum dengan deskripsi semacam inilah yang sangat besar peluangnya menjadi pengikut Dajjal.
Karena kejahilan mereka dalam din membuat mereka tidak sanggup melawan syubhat dan fitnah Dajjal. Mereka lebih mudah ditipu. Perasaannya seolah mentauhidkan Allah dan menyembah-Nya padahal aslinya sudah menyembah Dajjal!
Ibnu Majah meriwayatkan:
“dari Ibnu Umar Rasulullah ﷺ bersabda: “Akan muncul sekelompok pemuda yang membaca Al Qur’an namun (Al-Qur’an) tidak melewati tulang selangka mereka, setiap muncul sekelompok orang dari mereka, maka mereka akan dibinasakan.” Ibnu Umar berkata; Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ” setiap muncul sekelompok orang dari mereka, maka mereka akan dibinasakan sebanyak dua puluh kali, hingga (akhirnya) keluar Dajjal di tengah-tengah mereka.””(H.R. Ibnu Mājah)
اللهم إني أعوذ بك من فتنة المسيح الدجال
17 November 2023/ 4 Jumādā al-Ūlā 1445 H pukul 13.17