Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Filsafat untuk sains, oke.
Filsafat untuk melawan syubhat, oke.
Filsafat untuk tasawuf, BIG NO. Jangan!
***
Filsafat itu tumpuannya akal, bukan wahyu.
Bukan tool yang tepat untuk meyakini persoalan ilāhiyyāt dan hal gaib.
Sering menjebak orang pada khayalan sementara dia merasa itu kebenaran.
Mengenal Allah, jalan menuju kepada-Nya, dan semua hal gaib itu harus dari wahyu. Fungsi akal hanya memahami wahyu apa adanya, bukan mengkonstruksi pemikiran.
***
Yang benar, tasawuf itu harus dikontrol fikih. Bukan filsafat. Karena bermakna pemandunya wahyu, bukan akal.
Al-Gazzālī mengingatkan bahayanya mencampur tasawuf dengan filsafat.
28 Januari 2024/ 17 Rajab 1445 H pukul 13.57