Oleh: Ust. Muafa
6. MENGAPA BAB PERTAMA BULUGHUL MAROM ADALAH BAB BERSUCI?
Mengapa Ibnu Hajar Al-Asqolani memulai penulisan kitab ini dengan bab thaharah?
Menurut para ulama’ yang mensyarah kitab ini, Ibnu Hajar Al-Asqolani mengikuti kebiasaan ulama’-ulama’ terdahulu yang mengawali penulisan kitab fikih dengan pembahasan thaharah, terlepas dari bentuk kitab fikihnya, baik kitab fikih yang berupa mukhtasar/ringkasan, mutawassith/pertengahan, maupun muthowwal/panjang.
Lalu mengapa pula para ulama’ selalu mengawali pembahasan thaharah di awal kitab fikih mereka?
Jawabannya adalah karena ajaran Islam yang paling agung adalah sholat, sehingga syariat pertama yang harus diajarkan adalah syariat ini.
Oleh karena syariat shalat adalah syariat yang mengatur hubungan seorang mukmin dengan Allah, syariat yang mengajarkan cara “mengkontak” Allah, syariat yang memberi tuntunan bagaimana cara “berkomunikasi” dengan Allah, maka syariat ini mendapatkan perlakukan khusus dalam pelaksanaannya.
Siapapun yang ingin melakukan shalat, maka dia tidak bisa langsung melakukan. Sebelum dia shalat, dia harus dalam keadaan suci. Bukan hanya suci secara lahir, tetapi juga suci secara maknawi. Karena itu, pembahasan fikih harus dimulai dari pembahasan thoharoh (bersuci).
7. AGUNGNYA PERINTAH SHALAT
Shalat adalah perintah dien yang sangat agung. Berikut ini dikemukakan 23 alasan kenapa shalat disebut perintah yang sangat agung:
1. Yang mengingkari kewajiban Shalat dihukumi kafir
2. Ayat Al-Qur’an berulang-ulang memerintahkan shalat
3. Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi sebelum wafat adalah memerintahkan untuk menjaga shalat
سنن أبى داود – م (4/ 504)
عَنْ عَلِىٍّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ كَانَ آخِرُ كَلاَمِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ».
“dari Ali Alaihissalam beliau berkata: Ucapan terakhir Rasulullah adalah: Shalat..shalat..bertakwalah kepada Allah terkait hamba-hamba sahaya kalian..”
4. Kewajiban pertama setelah tauhid kepada Allah adalah shalat
{فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ} [التوبة: 11]
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.”
5. Shalat adalah kewajiban yang berlaku kepada seluruh Nabi dan Rasul
6. Perintah Shalat tidak cukup dengan wahyu melalui malaikat Jibril, tetapi Rasulullah صلى الله عليه وسلم sampai secara khusus harus dipanggil ke langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
7. Ada ancaman siksa yang sangat jelas bagi yang meninggalkan shalat.
8. Allah mengecam orang-orang kafir yang masuk neraka, ternyata dosa yang disebut Allah paling utama adalah karena orang-orang kafir tidak mau shalat.
9. Melakukan shalat jelas ada nash yang menunjukkan itu menghapus dosa. Tidak semua amal shalih ada penjelasan lugas menghapus dosa sebagaimana shalat.
10. Melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat jelas ada nash yang menunjukkan dihitung sebagai hasanah.
11. Shalat adalah amal yang sangat agung, sampai disyaratkan suci sebelum melakukannya. Amal-amal yang lain, tidak ada aturan seperti itu.
12. Ada riwayat jelas bahwa kunci surga adalah shalat:
سنن الترمذى – مكنز (1/ 8، بترقيم الشاملة آليا)
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رضى الله عنهما قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ الصَّلاَةُ وَمِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الْوُضُوءُ »
13. Amal Shalih yang pertama dihisab adalah shalat
14. Shalat disebut dalam hadis adalah imaduddin/Tiang agama
15. Shalat adalah ketaatan yang dilakukan penduduk langit dan bumi.
16. Bekas sujud sholat diharamkan dimakan api neraka:
صحيح البخاري (20/ 238)
وَحَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ مِنْ ابْنِ آدَمَ أَثَرَ السُّجُودِ
17. Menegakkan shalat adalah ciri yang dinyatakan dengan jelas dalam nash khusus yang membuat seseorang bisa dibebaskan dari neraka
صحيح البخاري (22/ 448)
رَبَّنَا إِخْوَانُنَا كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا وَيَصُومُونَ مَعَنَا وَيَعْمَلُونَ مَعَنَا فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى اذْهَبُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ
18. Perbedaan mukmin dengan munafik adalah kemampuan sujud pada hari kiamat:
{يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ} [القلم: 43]
19. Allah membanggakan hambaNya dengan shalat:
سنن أبى داود – م (1/ 466)
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « يَعْجَبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِى غَنَمٍ فِى رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذِّنُ بِالصَّلاَةِ وَيُصَلِّى فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِى هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلاَةَ يَخَافُ مِنِّى فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِى وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ ».
20. Menegakkan Shalat membuat syetan menyingkir dan menangis:
صحيح مسلم (1/ 227)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ يَا وَيْلَهُ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ يَا وَيْلِي أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِي النَّارُ
21. Penyejuk mata Nabi adalah shalat
22. Shalat di sebagian ayat disebut iman:
{وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ} [البقرة: 143]
23. Shalat adalah rukun Islam
Pembahasan lebih dalam tentang agungnya shalat bisa dikaji dalam kitab Al-Marwazi yang berjudul Ta’dhimu Qodri Ash-Sholah.
8. ARTI BAB AL-MIYAH (باب المياه)
Sudah diterangkan sebelumnya bahwa dalam tradisi penulisan ulama-ulama Islam mereka membagi-bagi topik pembahasan kitab dalam istilah kitab (الكتاب), bab (الباب), dan fashl (الفصل). Kitab bermakna bab/chapter, bab bermakna subbab, fashl bermakna sub-subbab.
Dalam chapter thoharoh ini, subbab pertama adalah membahas macam-macam air. Ibnu hajar menulisnya BABU Al-MIYAH (باب المياه).
Miyah adalah bentuk jamak dari ma-un (الماء). Jadi secara harfiah bab miyah bisa diterjemahkan subbab (tentang) berbagai macam air.
Air dalam subbab ini ditulis dalam bentuk jamak untuk mengisyaratkan bahwa air yang akan dibahas dalam subbab ini bukan satu macam air tetapi air yang bermacam-macam. Secara fakta, air memang mengambil bentuk berbeda-beda seperti air dingin, air panas, air es, air laut, air manis, air pahit, dll. Namun yang dimaksud macam-macam air di sini adalah dari sudut pandang thoharoh, seperti: air yang suci dan mensucikan, air yang suci tapi tidak mensucikan, air yang tidak suci dan tidak mensucikan, dll.