Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Barangsiapa diilhami sebuah doa, berarti dia memang hendak diberi.”
***
Al-Baihaqī meriwayatkan,
Artinya,
“Barangsiapa diberi doa, maka dia akan diberi pengabulan.” (Syu’abu al-īmān, juz 6 hlm 295)
***
Walaupun “hanya” doa, jika tidak ada ilham, maka orang juga tidak akan berdoa.
Walaupun “hanya” doa, jika tidak punya ilmu, maka orang juga tidak akan tahu berdoa apa yang terbaik untuknya.
Oleh karena itu jika orang sampai dibuat suka doa tertentu, maka berhusnuzanlah bahwa Allah memang hendak memberikan apa yang diilhamkannya untuk kita.
Selama doa itu tidak mengandung dosa, pemutusan silaturahmi, atau bertentangan dengan keputusan Allah sebelumnya.
Misalnya orang diilhami untuk banyak berdoa supaya diampuni, berarti Allah memang berkehendak mengampuni hamba tersebut.
Jika diilhami untuk banyak meminta petunjuk, berarti Allah memang berkehendak untuk menambahinya petunjuk.
Dan seterusnya.
Bahkan termasuk ilham doa yang terkait dengan urusan dunia sekalipun!
Misalnya menikahi fulan dan fulanah!
Dikisahkan empat orang putra Sahabat berkumpul di Ḥijr Ismail. Mereka adalah ‘Abdullāh bin al-Zubair, Muṣ‘ab bin al-Zubair, ‘Urwah bin al-Zubair dan Ibnu Umar. Lalu mereka membicarakan apa yang ingin mereka dapatkan di masa depan.
Abdullāh bin al-Zubair ingin menjadi khalifah.
Muṣ‘ab bin al-Zubair ingin menjadi wali Irak dan mempoligami dua wanita: Aisyah binti Talhah dan Sukainah binti al-Ḥusain.
‘Urwah bin al-Zubair ingin menjadi ulama.
Ibnu Umar ingin mendapatkan maghfirah.
Ternyata semuanya mendapatkan apa yang mereka bicarakan dan mereka inginkan di Ḥijr Ismail itu! Al-Żahabi menulis,
Artinya,
“Abdullah, Muṣ‘ab, ‘Urwah –putra-putra al-Zubair- dan Ibnu Umar berkumpul di Hijr Ismail. Maka Ibnu Umar berkata, ber-tamanni lah (minta kepada Allah keinginan terdalammu). Ibnu al-Zubair berkata, “Aku ingin mendapatkan kekhilafahan. Urwah berkata, ‘Aku ingin menjadi ulama’. Muṣ‘ab berkata, ‘Aku ingin menjadi amir Irak dan mempoligami antara Asiyah binti Talhah dan Sukainah binti al-Husain’. Ibnu Umar berkata, ‘Kalau aku, inginnya dapat ampunan Allah”. Maka mereka semua mendapatkan apa yang mereka inginkan. Semoga Ibnu Umar juga sudah diampuni.” (Siyaru A’lāmi al-Nubalā’ juz 4 hlm 141)
CATATAN:
- Semua riwayat hadis lugas tentang prinsip bahwa yang dapat ilham doa itu akan diberi sesuai dengan yang diminta tidak ada yang mencapai sahih atau hasan. Paling baik daif tapi tidak mencapai derajat hasan. Hanya saja maknanya sahih dan dikonfirmasi langsung dalam Al-Qur’an dalam ayat “ud‘ūnī astajib lakum”. Oleh karena itu, riwayat-riwayat yang semacam ini boleh dipakai dalam fadail amal.
- Tapi kadang-kadang doa ditolak karena ada penghalang. Diantara penyebab doa tidak dikabulkan,
- Makan makanan haram
- suuzan kepada Allah dan terburu-buru (misalnya berkata, “Saya sudah lama berdoa tapi belum dikabulkan juga”)
- melakukan dosa tertentu
- melalaikan amar makruf nahi mungkar
- isi doanya mengandung dosa
- menzalimi orang, misalnya utang tidak dibayar atau pura-pura lupa
- tidak serius, mulutnya berdoa tapi hatinya kosong
16 Rajab 1444 H / 7 Februari 2022 M pukul 10.48