oleh: Ust. Muafa
Assalamualaikum pak saya mau tanya, apakah Rasulullah ﷺ dalam semasa peperangan atau menyebarkan agama islam pernah membunuh musuh-musuhnya?
Yogiswara Putra Wirawan, FISIP, UB, Ilmu Pemerintahan, kelas C Tahun 2016.
NIM : 165120601111042
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Warohmatullah wabarokatuh.
Dalam hadis riwayat Al-Bukhari disebutkan secara implisit bahwa Rasulullah ﷺ pernah membunuh orang kafir. Al-Bukhari meriwayatkan:
عَنْ هَمَّامٍ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى قَوْمٍ فَعَلُوا بِنَبِيِّهِ يُشِيرُ إِلَى رَبَاعِيَتِهِ اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى رَجُلٍ يَقْتُلُهُ رَسُولُ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
dari Hammam dia mendengar Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah memperlakukan Nabi-Nya seperti ini -seraya menunjuk ke gigi serinya yang cacat-, Allah sangat murka kepada seseorang yang telah dibunuh oleh Rasulullah dijalan Allah.”
Dalam sejarah, memang benar Rasulullah ﷺ pernah membunuh orang kafir yaitu Ubayy bin Kholaf dalam perang Uhud. Ibnu Taimiyyah berkata:
وَالنَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ أَكْمَلَ النَّاسِ فِي هَذِهِ الشَّجَاعَةِ، الَّتِي هِيَ الْمَقْصُودَةُ فِي أَئِمَّةِ الْحَرْبِ، وَلَمْ يَقْتُلْ بِيَدِهِ إِلَّا أُبَيَّ بْنَ خَلَفٍ، قَتَلَهُ يَوْمَ أُحُدٍ، وَلَمْ يَقْتُلْ بِيَدِهِ أَحَدًا لَا قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا
Nabi ﷺ adalah orang yang paling sempurna dalam keberanian yang memang diperlukan oleh para komandan perang. Beliau tidak pernah membunuh dengan tangannya langsung kecuali Ubayy bin Kholaf. Beliau membunuhnya pada perang Uhud dan beliau tidak pernah membunuh seorangpun dengan tangannya sebelum peritiwa itu dan tidak pula sesudahnya (Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyyah vol 8 hlm 78)
Kisah detailnya terdapat dalam Mushonnaf Abdur Rozzaq.
عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ عُثْمَانَ الْجَزَرِيِّ، عَنْ مِقْسَمٍ، مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَعْمَرٌ: وَحَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ بِبَعْضِهِ قَالَ: إِنَّ ابْنَ أَبِي مُعَيْطٍ وَأُبَيَّ بْنَ خَلَفٍ الْجُمَحِيَّ الْتَقَيَا فَقَالَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ لِأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ وَكَانَا خَلِيلَيْنِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ أُبَيُّ بْنُ خَلْفٍ [ص:356] أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَعَرَضَ عَلَيْهِ الْإِسْلَامَ، فَلَمَّا سَمِعَ ذَلِكَ عُقْبَةُ قَالَ: لَا أَرْضَى عَنْكَ حَتَّى تَأْتِي مُحَمَّدًا فَتَتْفُلَ فِي وَجْهِهِ، وَتَشْتُمُهُ وَتُكَذِّبُهُ قَالَ: فَلَمْ يُسَلِّطْهُ اللَّهُ عَلَى ذَلِكَ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ أُسِرَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ فِي الْأُسَارَى، فَأَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَنْ يَقْتُلَهُ فَقَالَ عُقْبَةُ: يَا مُحَمَّدُ مِنْ بَيْنَ هَؤُلَاءِ أُقْتَلُ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: لِمَ؟ قَالَ: «بِكُفْرِكَ وَفُجُورِكَ وَعُتُوِّكَ عَلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ» قَالَ مَعْمَرٌ: وَقَالَ مِقْسَمٌ: فَبَلَغَنَا وَاللَّهُ أَعْلَمُ أَنَّهُ قَالَ: فَمَنْ لِلصِّبْيَةِ؟ قَالَ: «النَّارُ» قَالَ: فَقَامَ إِلَيْهِ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَضَرَبَ عُنُقَهُ. وَأَمَّا أُبَيُّ بْنُ خَلَفٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأَقْتُلَنَّ مُحَمَّدًا، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «بَلْ أَنَا أَقْتُلُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» قَالَ: فَانْطَلَقَ رَجُلٌ مِمَّنْ سَمِعَ ذَلِكَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ فَقِيلَ: إِنَّهُ لَمَّا قِيلَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قُلْتَ؟ قَالَ: «بَلْ أَنَا أَقْتُلُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ» فَأَفْزَعَهُ ذَلِكَ، وَقَالَ أُنْشِدُكَ بِاللَّهِ أَسَمِعْتَهُ يَقُولُ ذَلِكَ؟ قَالَ: نَعَمْ فَوَقَعَتْ فِي نَفْسِهِ لِأَنَّهُمْ لَمْ يَسْمَعُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَوْلًا إِلَّا كَانَ حَقًّا، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ خَرَجَ أُبَيُّ بْنُ خَلَفٍ مَعَ الْمُشْرِكِينَ فَجَعَلَ يَلْتَمِسُ غَفَلَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَحْمِلَ عَلَيْهِ، فَيَحُولُ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَصْحَابِهِ: «خَلُّوا عَنْهُ» فَأَخَذَ الْحَرْبَةَ فَجَزَلَهُ بِهَا يَقُولُ: رَمَاهُ بِهَا، فَيَقَعُ فِي [ص:357] تَرْقُوَتِهِ تَحْتَ تَسْبِغَةِ الْبَيْضَةِ، وَفَوْقَ الدِّرْعِ، فَلَمْ يَخْرُجْ مِنْهُ كَبِيرُ دَمٍ، وَاحْتَقَنَ الدَّمُ فِي جَوْفِهِ، فَجَعَلَ يَخُورُ كَمَا يَخُورُ الثَّوْرُ، فَأَقْبَلَ أَصْحَابُهُ حَتَّى احْتَمَلُوهُ وَهُوَ يَخُورُ وَقَالُوا: مَا هَذَا فَوَاللَّهِ مَا بِكَ إِلَّا خَدْشٌ، فَقَالَ: ” وَاللَّهِ لَوْ لَمْ يُصِبْنِي إِلَّا بِرِيقِهِ لَقَتَلَنِي، أَلَيْسَ قَدْ قَالَ: أَنَا أَقْتُلُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، وَاللَّهِ لَوْ كَانَ الَّذِي بِي بِأَهْلِ ذِي الْمَجَازِ لَقَتَلَهُمْ. قَالَ: فَمَا لَبِثَ إِلَّا يَوْمًا أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ حَتَّى مَاتَ إِلَى النَّارِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ: {وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ} [الفرقان: 27] إِلَى قَوْلِهِ: {الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا} [الفرقان: 29]
Dari Ma’mar dari Utsman Al Jazari dari Miqsam maula Ibnu ‘Abbas, Ma’mar berkata: “Az Zuhri memberitahu aku sebagiannya”, beliau berkata: “Sesungguhnya Ibnu Abi Mu’aith dan Ubayy Ibnu Kholaf Al Jumahi bertemu maka ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berkata kepada Ubayy bin Kholaf sementara mereka berdua adalah sahabat dekat di masa jahiliyah. Ubayy bin Kholaf mendatangi Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam kemudian Rasul menawarinya Islam. Ketika ‘Uqbah mendengar hal itu dia berkata: “Aku tidak ridho kepadamu sampai engkau mendatangi Muhammad kemudian kau ludahi wajahnya dan engkau caci dia serta engkau dustakan.” (Perawi) berkata: Tetapi Allah tidak membuatnya mampu melakukan hal itu, tatkala terjadi Perang Badar maka ‘Uqbah bin Abi Mu’aith ditawan di antara para tawanan maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Ali bin Abi Tholib untuk membunuhnya. Maka ‘Uqbah berkata: “Hei Muhammad, apakah aku dibunuh di antara orang-orang ini? Nabi menjawab: “Iya”. Dia bertanya: “Kenapa?”, Nabi menjawab: “Karena kekufuranmu, kefajiranmu, dan kesombonganmu terhadap Allah dan Rasulnya”. Ma’mar berkata, Miqsam berkata, kami mendengar bahwasanya dia bertanya: “Kemudian siapa yang mengurus anak-anak?” Kemudian Nabi menjawab: “Neraka”, maka Ali pun berdiri menuju kepadanya kemudian memenggal kepalanya. Adapun Ubayy bin Kholaf maka dia berkata: “Demi Allah, aku benar-benar akan membunuh Muhammad”. Maka ucapan itu sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: “Bahkan akulah yang akan membunuhnya Insya Allah”. (Perawi) berkata: Maka, seorang laki-laki pun pergi yakni orang yang mendengar ucapan tersebut dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia pergi menuju Ubayy bin Kholaf, kemudian dikatakan kepadanya, sesungguhnya ketika Muhammad diberitahu tentang apa yang engkau katakan, dia berkata: “Bahkan akulah yang akan membunuhnya Insya Allah”. Maka informasi ini membuatnya merasa takut kemudian dia berkata: “Aku menyumpahi demi Allah, apakah engkau mendengarnya berkata seperti itu?” Dia menjawab: “Ya”, maka ucapan tersebut memberi pengaruh terhadap jiwanya karena mereka tahu bahwa tidaklah mereka mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan satu ucapan melainkan akan menjadi kenyataan. Tatkala terjadi Perang Uhud maka Ubayy bin Kholaf keluar bersama orang-orang musyrik maka dia kemudian berusaha untuk mencari kelengahan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar bisa menyerangnya. Maka seorang lelaki dari kalangan kaum muslimin menghalangi antara dia dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat hal itu beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “Biarkan dia”. Maka kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil tombak pendek kemudian membelahnya lalu kemudian berkata, beliau pun melempar Ubayy dengannya. Maka tombak tersebut mengenai tulang selangkanya di bawah topi besinya dan di atas baju besinya maka tidak ada darah banyak yang keluar darinya dan darahnya itu menggumpal pada lubangnya. Maka dia pun melenguh seperti lenguhan sapi jantan. Kemudian kawan-kawannya pun mengambil dia sementara dia dalam keadaan melenguh dan mereka berkata: “Ini, Demi Allah yang ada pada padamu hanya sebuah cakaran. Maka Ubayy bin Kholaf berkata: “Demi Allah seandainya Muhammad tidak menyerangku kecuali hanya dengan ludahnya niscaya itu akan membunuhku. Bukankah dia berkata: “Aku akan membunuhnya Insya Allah””. Demi Allah seandainya luka yang aku derita ini diderita oleh orang-orang yang berada di Dzul Majah mereka akan terbunuh. Tak lama kemudian sehari atau hari sekitar waktu itu dia pun mati menuju ke neraka. Maka Allah menurunkan ayat “Hari di mana orang-orang zalim menggigit tangannya” (Surat Al Furqon ayat 27) sampai firmanNya “Setan itu sangat menelantarkan manusia” (Surat Al Furqon ayat 27).