Assalamualaikum. ustaz, izin bertanya.
Bolehkah menerima beasiswa dr Bank Indonesia / Perushaan Ribawi. Apakah termasuk memakan harta riba?…
fakta, beasiswa ini adalah beasiswa yg diberikan perbankan kepada kampus. Tidak ada syarat setelahnya (tdk memaksa). tuk dapetinnya hanya melakukan tes n wawancara, Pertanyaan ini dr mahasiswa. beliau ingin tau lebih dulu hukumnya agar bisa nentuin pilihan ikut tes beasiswanya atau tidak.? (Iqbal Palangkaraya Kalteng)
JAWABAN
Oleh: Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Wa’alaikumussalam Warohmatullah Wabarokatuh.
Hibah adalah mubah. Beasiswa termasuk hibah, jadi hukum asalnya mubah.
Bank termasuk pihak yang penghasilannya campur antara yang halal dan yang haram, tetapi yang dominan adalah haram. Hukum asalnya bermuamalah dengan yang seperti ini mubah juga dengan bukti Rasulullah bermuamalah dengan Yahudi, padahal harta Yahudi bercampur antara yang halal dengan yang haram. Rasulullah pernah membeli makanan kepada orang Yahudi secara utang dengan menggadaikan baju besinya dan juga pernah memenuhi undangan makan dari seorang Yahudi. Hal ini menunjukkan bermuamalah dengan orang yang penghasilannya bercampur antara yang halal dengan yang haram adalah mubah.
Ibnu Hajar Al-Haitami berkata,
“Tidak haram bermuamalah dengan orang yang hartanya dominan haram. Tidak (haram) pula makan dari (hasil muamalah)nya (Tuhfatu Al-Muhtaj, juz 9 hlm 389)
Hanya saja dalam pendapat mu’tamad mazhab Asy-Syafi’i, meskipun tidak haram tapi statusnya makruh. An-Nawawi berkata,
“Jika dia memiliki harta halal dan haram maka dimakruhkan untuk bertransaksi jual beli dengannya dan mengambil (harta) darinya” (Al-Majmu’, juz 9 hlm 343)
Jadi, beasiswa dari Bank/perusahaan ribawi itu mubah dan halal. Tetapi jika mengikuti mazhab Asy-Syafi’i, statusnya makruh. Wallahua’lam